Notification

×

Iklan

Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto Mulai Dibangun, Berdiri di Atas Lahan Bekas Tambang

Kamis, 09 Juni 2022 | 13:45 WIB Last Updated 2022-06-09T06:47:29Z

Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto mulai dibangun.
 

Sawahlunto, Rakyatterkini.com - Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Kota Sawahlunto, yang dinamai 'Taman Kehati Emil Salim' dimulai pembangunannya. Ini ditandai dengan penanaman sejumlah pohon, Rabu 8 Juni 2022, bertepatan pula dengan tanggal lahirnya Bapak Emil Salim Founder Yayasan Kehati Indonesia.


Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, Riki Frindos  menjelaskan, Taman Kehati adalah kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal, di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in situ atau ex situ.


"Lewat Taman Kehati Sawahlunto ini bertujuan mengembalikan atau mengkonservasi ekosistem flora dan fauna endemik (keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami). 


Ada banyak manfaat dari pulihnya ekosistem tersebut, salah satunya yakni memperkuat dan memperkaya tanah. Juga sumber oksigen, setelah itu berperan dalam  menyerap gas rumah kaca," tutur Riki menjelaskan.


Disebutkan, keistimewaan taman Kehati Emil Salim Sawahlunto, yang memiliki luas lahan 25 hektare di Kawasan Kandi itu adalah merupakan Taman Kehati pertama, dan satu-satunya yang berdiri di atas lahan bekas pertambangan batubara. 


"Pembangunannya dimulai sekarang dengan dukungan dana sebesar lima miliar rupiah dari Yayasan Kehati. Dalam tiga tahun sudah bisa dikunjungi dan dimanfaatkan, sambil nanti terus ditambah dan disempurnakan pembangunannya," ucap Riki. 


Riki menyampaikan di Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto dibagi dalam sejumlah klaster (pengelompokan) antara lain, klaster tanaman buah, klaster tanaman bambu, klaster tanaman rempah dan beberapa klaster lainnya.


"Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto ini paling sedikit akan menampung sekitar 9.600 hingga 10.000 pohon. Luasan zona alam di taman itu nantinya lebih banyak diperuntukkan bagi pendidikan, kebudayaan dan kegiatan ekonomi lokal," kata Riki. 


Walikota Sawahlunto, Deri Asta menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Yayasan Kehati yang telah mempercayai dan membantu  Sawahlunto untuk membangun taman keanekaragaman hayati.


"Sebagai satu-satunya Taman Kehati yang berdiri di kawasan bekas lahan pertambangan batubara. Ini menjadi bukti bahwa dengan komitmen dan sinergi bersama lahan tambang itu masih bisa dimanfaatkan. Terima kasih Yayasan Kehati, Pemko Sawahlunto siap menindaklanjuti pembangunan taman ini, serta mengelolanya dengan melibatkan/memberdayakan unsur-unsur masyarakat," kata Walikota Deri Asta.


Deri Asta menyebut Taman Kehati itu akan bernilai besar dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Ini bukan sekadar taman, yang biasanya bermanfaat hanya untuk rekreasi. Namun, taman Kehati Emil Salim Sawahlunto akan menjadi ekowisata terpadu yang berkelanjutan, dimana di dalamnya mencakup manfaat pendidikan, manfaat pelestarian alam/ekosistem dan tentu saja manfaat ekonomi.


Dalam rangka memperkaya tanaman maupun sarana pendukung di Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto, Walikota Deri Asta mengajak berbagai pihak, terutama perusahaan baik BUMN maupun BUMD untuk berkontribusi membantu lewat program Corporate Social Responsibility (CSR).


Sementara itu, dikutip dari website resmi Yayasan Kehati, Manajer Ekosistem Hutan Yayasan Kehati Rio R. Bunet mengatakan, pihaknya melibatkan konsultan ahli vegetasi yang berasal  dari Badan Riset dan Inovasi (BRIN) untuk membangun Taman Kehati Sawahlunto itu.


"Tim tersebut telah melakukan survei dan meneliti vegetasi di Sawahlunto. Beberapa spesies lokal tumbuh alami sebagai tumbuhan pioneer di wilayah tersebut, diantaranya kelayu hitam (Arytera littoralis), paku hijau (Blechnum orientale), kanderi (Bridelia monoica), dan lainnya," ujar Rio  merinci.


Menurut Rio, spesies-spesies tumbuhan yang ditemukan tersebut akan diperbanyak melalui kebun bibit di Taman Kehati Emil Salim Sawahlunto itu. (Hms/Ris1)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update