Gubernur Mahyeldi pada Subuh Mubarokah di Pd.Panjang. |
Padang, Rakyatterkini.com - Memasuki bulan Rajab, umat Islam senantiasa memperingati peristiwa monumental Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, menempuh perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.
Kemudian lanjut dari bumi menuju langit ketujuh dan Sidratul Muntaha. Dari peristiwa itu, setidaknya, kaum muslim dapat mengambil tiga pelajaran yang relevan menjadi solusi dalam hidup kekinian.
Demikian disampaikan Gubernur Sumbar, Mahyeldi, saat memberikan tausiyah dalam Subuh Mubarokah di Masjid Nurul Amri, Kelurahan Balai-balai, Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Minggu (20/2/2022).
Menurut Mahyeldi, pelajaran pertama adalah kunci ketenangan itu senantiasa terpaut hatinya ke masjid. Melihat ke peristiwa sebelum Isra Miraj, Rasulullah SAW, mengalami kerugian yang sangat besar. Dia kehilangan paman tercintanya, Abu Thalib yang merupakan pelindung utama umat Islam.
Selain itu, dia juga kehilangan sang istri, Khadijah di tahun yang sama. Tragedi yang menimpa Rasulullah tak hanya berhenti di sana, Nabi juga dilempari batu di jalanan Ta’if.
"Ini hikmah pertama, kunci ketenangan hati atau solusi berbagai persoalan kehidupan adalah kembali ke masjid, sebagaimana Nabi Muhammad diperjalankan dari masjid ke masjid. Artinya, kembali kepada ajaran Islam akan memberikan kedamaian," kata Mahyeldi.
Hikmah kedua, menurutnya, adalah shalat sebagai obat. Dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad membawa satu hadiah, yakni perintah shalat.
"Shalat itu menguatkan hubungan kita dengan Allah SWT, sang pencipta. Shalat adalah Miraj nya orang-orang beriman. Jadi, ketika punya masalah, shalat adalah obat. Tengah malam adalah waktu yang memiliki keberkahan luar biasa," katanya lagi.
Selanjutnya hikmah atau pelajaran ketiga adalah persatuan dan kesatuan. Selama perjalanan, Rasulullah bertemu dengan nabi lain, yaitu Adam, Isa, Yusuf, Musa, dan Ibrahim. Dengan bertemu mereka, Rasulullah mendapat dukungan dan motivasi.
Sebagaimana Nabi dapat bersandar pada mereka yang memiliki misi yang sama untuk mendapatkan dukungan, kita dapat melakukan hal yang sama. Di kelilingi dengan rekan dan memiliki hubungan sehat dan suportif, merupakan hal penting.
"Bahasa kekiniannya adalah kolaborasi. Ayo perkokoh rasa persatuan dengan sesama. Dan, agama juga mengajarkan pada kita ada musyawarah dan wajib menjaga persatuan. Bahkan, para tokoh-tokoh bangsa juga telah mencontohkannya," lanjut orang nomor satu di Sumbar ini.(yas)