Notification

×

Iklan

Pendidikan Anak Usia Dini Penting dalam Pembentukan Karakter

Rabu, 11 Agustus 2021 | 11:20 WIB Last Updated 2021-08-11T04:20:31Z

Ny.Meivyta Deri Asta pmpin rapat Komisi Bunda PAUD Sawahlunto.


Sawahlunto, Rakyatterkini.com - Membahas program kerja untuk peningkatan kualitas pendidikan pada anak usia dini (PAUD), Komisi Bunda PAUD Sawahlunto menggelar rapat kerja, Selasa 10 Agustus 2021.


Rapat kerja tersebut dipimpin Bunda PAUD Kota Sawahlunto, Ny. Meivyta Deri Asta. 


Dikatakan, untuk penguatan dan peningkatan peran Bunda PAUD di Sawahlunto, membutuhkan strategi sehingga perlu dibahas mendalam agar mencetak program yang baik dan tepat sasaran.


"Pendidikan anak usia dini ini sangat perlu kita beri perhatian dan pembahasan yang lebih besar. Sebab, anak pada usia dini ini sangat rawan, jika dididik dengan baik maka akan menjadi fondasi baginya untuk terus menjadi baik dalam bertumbuh.


Namun jika dididik secara tidak tepat, tentu anak ini akan bertumbuh dengan tidak baik pula. Kita perlu menyikapi ini dengan memfasilitasi membuat dan menjalankan program yang memberikan peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini," kata Bunda PAUD Sawahlunto, Ny. Meivyta Deri Asta. 


Awal pertumbuhan anak dimulai sejak anak usia dini, demikian juga dengan pendidikan yang dimulai dari pendidikan anak usia dini. Semua proses perkembangan dalam diri anak dimulai dari anak itu masih dalam kandungan ibu sampai anak berusia 6 tahun (0-6tahun) yang biasanya disebut dengan masa The golden age. Pada masa ini, kepekaan anak sangat sensitif, lanjutnya


Kemudian Anak usia dini adalah masa yang paling tepat untuk membentuk kepribadian anak yang akan dibawa hingga dewasa. Anak akan mudah menirukan apa saja yang dilihat dan didengarnya.


Sebagai orang tua kita harus menjaga perilaku kita di depan anak. Bukan orang tua saja, tetapi orang-orang yang ada disekitar anak tersebut.


Pendidikan anak usia dini adalah langkah awal untuk anak sebagai bekal kesuksesan di masa depan. Tetapi ada kendala dalam pendidikan anak, yaitu orang tua kurang memahami anak dalam beberapa aspek. 


Contohnya, anak pada umur 4-6 tahun dipaksa sudah bisa Calistung (membaca, menulis, dan menghitung) padahal, sebenarnya anak usia dini tidak boleh dipaksa karena bisa menghambat kecerdasan si anak. Pemberian pelajaran Calistung ini berpengaruh negatif bukan hanya pada kecerdasan tetapi juga perkembangan kognitif anak.


Juga pada kondisi pandemi Covid-19 sekarang, dimana kegiatan pendidikan sering dialihkan dengan belajar di rumah, Ny. Meivyta Deri Asta mengatakan hal itu membutuhkan pembahasan bagaimana pola belajar di rumah tetap bisa mempertahankan kualitas pendidikan. 


Pada intinya, Ny. Meivyta Deri Asta berpesan agar pondasi pendidikan anak yakni pada usia dini ini benar dapat dikelola dengan baik. Ini untuk memastikan anak pun bertumbuh dengan baik dan sehat.(Ris1)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update