Notification

×

Iklan

BI Sumbar Adakan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengrajin Tenun Minangkabau

Selasa, 08 Juni 2021 | 21:40 WIB Last Updated 2021-06-08T14:40:20Z

Walikota Sawahlunto, Deri Asta, didampingi Kepala BI Sumbar, Wahyu Purnama dan CEO Tenun Gaya, Wignyo Rahadi, membuka pelatihan peningkatan kompetensi pengrajin tenun Minangkabau.


Sawahlunto, Rakyatterkini.com - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat menyelenggarakan peningkatan kompetensi pengrajin tenun Minang, Selasa-Kamis 8-10 Juni 2021 di Sawahlunto.


Kegiatan ini mendatangkan pemateri desainer fashion yang sudah lama berkecimpung di bidang tenun lokal, sekaligus juga Founder dan CEO Tenun Gaya, Wignyo Rahadi. 


Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Wahyu Purnama menyebutkan, dengan kegiatan ini output (hasil akhir) yang dituju yakni strategi untuk meningkatkan nilai ekonomis tenun Minang. 


Bank Indonesia hadir mewujudkan itu, antara lain dengan melakukan evaluasi terhadap produk tenun Minang selama ini, sehingga kelemahan yang ada dapat diperbaiki agar sesuai dengan minat dan permintaan pasar. 


"Kita ingin agar jangkauan pasar dari tenun Minang ini dapat lebih luas. Masyarakat umum, termasuk millenial itu kita harap menyukai dan membeli tenun Minang ini. Agar itu bisa terjadi, maka kita lakukan dengan evaluasi dan strategi yang dibahas dalam Peningkatan Kompetensi ini," ujar Wahyu Purnama. 


Gubernur dan DPRD Sumbar pada prinsipnya sudah setuju untuk melahirkan sebuah perda, "Hari Tenun Minangkabau." Hari dimana semua ASN dan pejabat lainnya, termasuk masyarakat untuk memakai kain tenun Minangkabau. "Kalau bukan kita siapa lagi, "lanjut Wahyu.


Kegiatan tersebut diikuti oleh 16 orang pengrajin tenun Minang dari 5 kabupaten/kota di Sumbar yang merupakan daerah penghasil tenun, termasuk Kota Sawahlunto. 


Walikota Sawahlunto, Deri Asta yang membuka kegiatan itu, menyampaikan memang mutlak diperlukan evaluasi dan peningkatan mutu dari tenun Minang, termasuk songket Silungkang dari Sawahlunto agar lebih menarik minat pasar. 


"Songet Silungkang kita ini sudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Nasional. Kemudian juga sudah terdaftar dalam sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kemenkum-HAM." 


Artinya ini sudah menjadi modal yang besar dan kuat bagi songket Silungkang, namun untuk menjangkau pasar lebih banyak tentu dari sisi desain, kualitas benang, dan hal teknis lainnya harus ada peningkatan dan inovasi. 


Deri Asta menyampaikan terimakasih kepada BI Sumbar atas kontribusinya membina pengrajin tenun Minang, termasuk pengrajin songket Silungkang. 


Pembinaan tersebut, dikatakan walikota sangat berperan besar dalam perkembangan songket Silungkang. (Ris1)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update