![]() |
Penilaian Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Sawahlunto. |
Sawahlunto, Rakyatterkini.com – Mendorong pemanfaatan dan pemberdayaan perpustakaan di tingkat desa dan kelurahan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Sawahlunto menggelar Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Tahun 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi penguatan budaya literasi di tingkat akar rumput sekaligus mendorong pengelolaan perpustakaan yang lebih inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Sawahlunto melalui Kepala Bidang Perpustakaan, Nova Zahara, Rabu (2/7/2025) menyampaikan penilaian lomba ini telah dilaksanakan selama empat hari, yakni pada tanggal 25, 26, 30 Juni hingga 2 Juli 2025.
Penilaian dilakukan langsung ke lokasi perpustakaan desa/kelurahan peserta untuk melihat sejauh mana layanan perpustakaan dikelola, dimanfaatkan, dan berdampak bagi masyarakat setempat.
"Lomba ini bukan sekadar mencari yang terbaik, tapi lebih pada bentuk pembinaan berkelanjutan untuk mendorong desa dan kelurahan agar menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi, pembelajaran, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelas Nova Zahara.
Dalam proses penilaian, tim juri menilai dari berbagai aspek, mulai dari kelengkapan koleksi buku, pengelolaan administrasi, pemanfaatan teknologi informasi, pelayanan kepada masyarakat, hingga keberadaan program-program kreatif dan inovatif yang digagas oleh pengelola perpustakaan.
Beberapa perpustakaan bahkan sudah melampaui fungsi konvensional. Tidak sedikit yang telah menyelenggarakan pelatihan keterampilan, edukasi digital, bahkan menjadi ruang diskusi warga. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan desa/kelurahan bisa menjadi ujung tombak pengembangan SDM lokal jika dikelola dengan serius dan berkelanjutan.
Kepala Desa Kubang Tangah, Rice Ricardo, menyambut baik digelarnya lomba ini dan menyampaikan apresiasi atas perhatian Pemko Sawahlunto dalam membangun budaya literasi di desa.
“Kami di Kubang Tangah merasa terbantu dan termotivasi. Perpustakaan kini tidak hanya jadi tempat baca buku, tapi sudah kami fungsikan sebagai tempat belajar bersama, ruang kreativitas anak muda, bahkan pusat informasi pertanian dan UMKM,” ujar Rice Ricardo.
Menurut Rice, dengan adanya lomba ini, pihak desa semakin terpacu untuk mengembangkan perpustakaan agar benar-benar menjadi sarana pelayanan pengetahuan yang hidup dan bermanfaat. Ia juga menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari pemerintah kota dalam hal pembinaan SDM dan penyediaan sarana pendukung.
"Kami berharap program seperti ini terus berlanjut, karena dampaknya langsung terasa. Anak-anak lebih semangat datang ke perpustakaan, dan warga dewasa mulai melihatnya sebagai tempat belajar keterampilan baru,” tambahnya.
Literasi untuk Kemandirian dan Kemajuan
Dengan adanya lomba ini, pihaknya berharap akan tumbuh kesadaran baru bahwa perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, tetapi juga tempat membangun masa depan.
“Perpustakaan desa bukan lagi jadi tempat yang sunyi dan sepi, melainkan harus menjadi ruang hidup yang aktif, yang mencerdaskan masyarakat dan membuka jalan kemandirian,” tutup Rice.
Pemenang lomba nantinya akan diumumkan setelah seluruh tahapan penilaian selesai. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan juga berkomitmen memberikan pembinaan lanjutan kepada semua peserta, bukan hanya pemenang, agar dampak program ini terasa merata.
Melalui lomba ini, Sawahlunto tidak hanya mencari juara, tetapi juga menyalakan kembali semangat literasi hingga ke pelosok, menjadikan perpustakaan sebagai jantung dari perubahan sosial masyarakat desa dan kelurahan. (ris1)