Notification

×

Iklan

Surplus April 2025 Didukung Komoditas Nonmigas

Selasa, 03 Juni 2025 | 14:33 WIB Last Updated 2025-06-03T07:33:00Z

Neraca Dagang Surplus

Jakarta, Rakyatterkini.com – Neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 kembali mencatatkan surplus sebesar USD 0,16 miliar, menandai pencapaian positif selama 60 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

1. Neraca Perdagangan Catat Surplus
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, mengungkapkan bahwa nilai surplus pada April 2025 mengalami penurunan sebesar USD 0,38 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

“Surplus pada bulan ini terutama didorong oleh sektor nonmigas yang mencatatkan surplus sebesar USD 1,51 miliar,” jelas Pudji dalam konferensi pers BPS pada Senin (2/6/2025).

Komoditas utama yang menyumbang surplus terbesar di sektor nonmigas antara lain bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati, serta besi dan baja. Ketiganya berperan penting dalam menjaga tren positif neraca perdagangan Indonesia.

Namun, sektor migas masih mengalami defisit sebesar USD 1,35 miliar pada April 2025, terutama disebabkan oleh impor minyak mentah dan produk minyak yang menjadi komoditas utama defisit.

Secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari hingga April 2025 berhasil mencatat surplus sebesar USD 11,07 miliar. Pudji menambahkan, “Surplus ini terutama didorong oleh surplus komoditas nonmigas yang mencapai USD 17,26 miliar.”

2. Tantangan pada Komoditas Migas
Sementara itu, komoditas migas selama empat bulan pertama tahun ini masih mencatat defisit sebesar USD 6,19 miliar. Kondisi ini mencerminkan tantangan struktural di sektor energi Indonesia yang masih bergantung pada impor minyak mentah.

Dilihat dari mitra dagang, Amerika Serikat menjadi negara dengan surplus terbesar bagi Indonesia sebesar USD 5,44 miliar, diikuti India dengan USD 3,98 miliar, dan Filipina sebesar USD 2,92 miliar. Negara-negara tersebut menjadi pasar utama ekspor Indonesia.

Sebaliknya, Indonesia mencatat defisit perdagangan terbesar dengan Tiongkok sebesar USD 6,28 miliar, diikuti oleh Singapura sebesar USD 2,41 miliar, dan Australia sebesar USD 1,75 miliar. Ketergantungan pada impor dari negara-negara ini masih menjadi tantangan bagi Indonesia dalam menjaga keseimbangan neraca perdagangan.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update