Notification

×

Iklan

Program CKG Jangkau 8 Juta Warga Indonesia

Sabtu, 14 Juni 2025 | 23:00 WIB Last Updated 2025-06-14T16:00:00Z

Iliustrasi


Jakarta, Rakyatterkini.com — Pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam menjamin hak kesehatan seluruh rakyat melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), yang telah menjangkau lebih dari 8 juta penduduk hingga Juni 2025.

Program ini menjadi bentuk nyata implementasi Pasal 28H dan 34 UUD 1945, serta ditargetkan dapat menjangkau seluruh populasi Indonesia, yakni sekitar 280 juta jiwa, dalam lima tahun ke depan. Dengan skala tersebut, CKG digadang-gadang sebagai salah satu program skrining kesehatan terbesar di dunia.

Pada tahun pertamanya, CKG menargetkan pemeriksaan terhadap 60 juta warga, dengan alokasi anggaran mencapai Rp4,7 triliun dari APBN 2025.

“Nilai anggaran ini sebanding dengan proyek infrastruktur besar di negara-negara maju. Di Swedia atau Finlandia, jumlah tersebut setara dengan biaya operasional sistem transportasi kota selama setahun,” ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (Presidential Communication Office), Prita Laura, Jumat (13/6/2025).

Prita menyoroti beban penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan gagal ginjal yang telah menyebabkan lebih dari 500 ribu kematian per tahun di Indonesia. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi langkah krusial untuk menekan risiko penyakit kronis yang sulit dan mahal untuk ditangani.

“CKG adalah hadiah ulang tahun dari negara kepada warganya. Setiap individu berhak mendapat layanan pemeriksaan kesehatan gratis yang jika dilakukan secara mandiri bisa menelan biaya hingga Rp1 juta,” lanjutnya.

Seiring meningkatnya minat masyarakat, Kementerian Kesehatan memperluas cakupan CKG hingga ke komunitas, organisasi masyarakat, BUMN, sektor swasta, bahkan komunitas hobi.

“Kolaborasi lintas sektor dari puluhan ribu Puskesmas, dinas kesehatan, Kemenkes, hingga seluruh anggota Kabinet Merah Putih membuat program ini berjalan masif dan efektif,” ujar Prita.

Mulai Juli 2025, cakupan program diperluas ke sekolah-sekolah melalui CKG Sekolah, dengan target menjangkau 50 juta siswa dari tingkat dasar hingga menengah.

Provinsi dengan tingkat partisipasi tertinggi adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, yang secara kolektif menyumbang 60% dari total peserta. Kesuksesan Jawa Tengah disebut didorong oleh program lokal “Speling” atau Dokter Spesialis Keliling, yang sejak 4 Maret 2025 menghadirkan layanan spesialis langsung ke desa-desa, terutama di wilayah tertinggal.

CKG sendiri diluncurkan pada 10 Februari 2025. Dalam kurun waktu empat bulan, lebih dari 8,2 juta orang telah memanfaatkan layanan ini di 9.552 Puskesmas yang tersebar di 38 provinsi. Hasil skrining mengungkap tiga masalah kesehatan dominan: hipertensi, diabetes melitus, dan gangguan kesehatan gigi dan mulut.

Data dari Kemenkes mencatat, satu dari lima peserta menderita hipertensi, 5,9% positif diabetes, dan separuh peserta mengalami permasalahan pada gigi dan mulut. Obesitas sentral juga menjadi sorotan, dengan prevalensi sebesar 50% pada perempuan dan 25% pada laki-laki.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa ketiga kondisi tersebut merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke—dua penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Namun demikian, partisipasi laki-laki masih tertinggal. Data menunjukkan 62,2% peserta CKG adalah perempuan, sementara laki-laki hanya 37,7%.

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Endang Sumiwi, menyampaikan bahwa program ini bersifat adaptif dan disesuaikan dengan kondisi individu. Setiap peserta akan menjalani pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kesehatan mata, telinga, serta skrining kesehatan jiwa.

Prita menambahkan, biaya pengobatan penyakit tidak menular sangat tinggi, mencapai lebih dari Rp20 triliun per tahun—angka yang setara dengan anggaran untuk merenovasi 10 ribu sekolah atau membangun kembali lebih dari 60 rumah sakit daerah di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

CKG juga sejalan dengan praktik internasional. Jepang, misalnya, mewajibkan pemeriksaan kesehatan tahunan bagi pekerja, sementara Inggris menyediakan layanan skrining gratis melalui sistem NHS bagi penduduk usia 40–74 tahun.

WHO dan Bank Dunia pun sepakat bahwa investasi dalam deteksi dini jauh lebih efisien dibandingkan dengan pengobatan penyakit kronis.

Program CKG menjadi investasi strategis bangsa—melindungi nyawa, menjaga produktivitas, dan meringankan beban ekonomi keluarga serta negara.

Dengan semangat *Satu Sehat, Semua Sehat*, masyarakat diimbau untuk memanfaatkan program ini demi masa depan Indonesia yang lebih sehat dan maju.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update