Padang, Rakyatterkini.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatat sebanyak 43.000 ekor sapi telah disiapkan untuk keperluan hewan kurban pada perayaan Idul Adha 1446 Hijriah di wilayah tersebut.
“Berdasarkan data terakhir hingga Kamis kemarin, jumlah sapi yang dipersiapkan untuk kurban di Sumbar mencapai 43 ribu ekor,” ungkap Gubernur Sumbar, Mahyeldi, dalam keterangannya di Padang pada Jumat, didampingi oleh Kepala Dinas Peternakan, Sukarli.
Mahyeldi menambahkan bahwa angka ini masih bersifat sementara dan akan divalidasi kembali dengan data terbaru dari instansi terkait seperti Kementerian Agama serta pemerintah kabupaten dan kota.
Selain sapi, data sementara juga mencatat terdapat 5.000 ekor kambing dan 1.500 ekor kerbau yang disiapkan sebagai hewan kurban tahun ini.
Menurutnya, sekitar 60 persen kebutuhan sapi tersebut dapat dipenuhi oleh peternak lokal Sumbar. Sisanya didatangkan dari daerah tetangga seperti Bengkulu, Jambi, Riau, dan wilayah lain.
“Untuk kerbau, kebutuhan sebanyak 1.500 ekor saat ini sudah bisa kami penuhi dari pasokan dalam provinsi,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa ketergantungan pada pasokan dari luar daerah bukan hanya karena keterbatasan jumlah sapi lokal, tetapi juga karena preferensi masyarakat dan dinamika pasar.
“Sapi yang dibutuhkan untuk kurban sangat bervariasi. Ada masyarakat yang memilih memesan dari luar daerah karena sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Sebaliknya, sapi asal Sumbar juga diminati oleh warga dari provinsi lain,” jelas Sukarli.
Lebih lanjut, Sukarli mengungkapkan bahwa jumlah hewan kurban di Sumbar terus mengalami tren kenaikan setiap tahunnya, dengan rata-rata peningkatan sebanyak 1.000 hingga 1.500 ekor per tahun.
Peningkatan permintaan hewan kurban ini, menurutnya, menjadi peluang besar bagi sektor peternakan untuk terus berkembang, khususnya dalam mendorong populasi sapi lokal.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah tengah mengembangkan program integrasi antara peternakan dan perkebunan kelapa sawit di sejumlah daerah.
“Sumbar memiliki areal perkebunan sawit yang cukup luas. Ini merupakan potensi besar untuk mendukung peningkatan jumlah ternak lokal,” katanya.
Ia mencontohkan Kabupaten Dharmasraya yang memiliki lahan sawit seluas sekitar 150 ribu hektare. Jika satu hektare sawit dimanfaatkan untuk memelihara satu ekor sapi, maka akan ada lonjakan signifikan dalam produksi ternak.
Namun demikian, Sukarli menegaskan bahwa keberhasilan program integrasi ini sangat bergantung pada komitmen kepala daerah setempat.
Sebagai contoh, Bupati Dharmasraya telah menyatakan keseriusannya menjadikan wilayahnya sebagai pusat pengembangan sapi melalui pemanfaatan lahan sawit.
Pemerintah provinsi juga telah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Pasaman dan melakukan diskusi bersama DPRD serta Dinas Pertanian setempat terkait pengembangan ternak kambing dan kerbau melalui skema serupa.
“Target kami, setidaknya 80 persen kebutuhan hewan kurban untuk Idul Adha mendatang bisa dipenuhi dari Sumatera Barat sendiri,” tegas Sukarli.
Ia menambahkan, regulasi dari pemerintah pusat telah tersedia untuk mendukung kolaborasi ini, termasuk membuka peluang bagi investor di sektor perkebunan sawit untuk ikut serta dalam upaya mewujudkan swasembada sapi. (da*)