Notification

×

Iklan

Lapid, Netanyahu Gagal Menang di Gaza

Jumat, 27 Juni 2025 | 12:00 WIB Last Updated 2025-06-27T05:00:00Z

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kalah perang di Gaza


Gaza, Rakyatterkini.com – Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menyatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah gagal memenangkan perang di Jalur Gaza. Ia menilai konflik ini telah menemui jalan buntu karena tidak mampu mencapai tujuan utamanya.

Lapid menyerukan agar Netanyahu segera menghentikan operasi militer di Gaza dan mengutamakan pembebasan para sandera yang masih ditahan oleh Hamas.

"Apa yang sedang kita lakukan di Gaza tidak membuahkan hasil. Perang ini sudah buntu. Sudah saatnya kita akhiri dan mulai mengevaluasi strategi. Seorang pemimpin harus tahu kapan harus beralih arah saat rencana tidak lagi efektif," ujar Lapid melalui platform media sosial X.

Ia juga menuding pemerintahan Netanyahu sengaja meninggalkan pasukan di Gaza tanpa dukungan memadai, sehingga menjadi sasaran empuk bagi pejuang Hamas.

"Tak ada lagi yang mengerti apa yang sebenarnya sedang kita capai dari semua ini," tambahnya, dikutip dari Anadolu, Jumat (27/6/2025).

Lapid kembali mendesak pemerintah untuk melanjutkan proses negosiasi guna membebaskan sekitar 50 sandera Israel, yang menurut informasi, 20 di antaranya diyakini masih hidup.

"Kita perlu memberi Mesir peran dalam mengelola Gaza, sementara militer Israel tetap berjaga di perbatasan untuk mencegah ancaman, menghentikan penyelundupan, dan menekan Hamas secara ekonomi," paparnya.

Ia menegaskan bahwa mengalahkan Hamas tidak bisa dilakukan hanya dengan mengerahkan seluruh kekuatan militer ke Gaza, tetapi harus melalui perencanaan matang, strategi yang tepat, dan kesabaran.

Pernyataan Lapid ini muncul setelah tujuh tentara Israel, termasuk seorang perwira, tewas dalam serangan bom yang menghantam kendaraan lapis baja mereka di Khan Younis, Gaza Selatan, pada Selasa lalu. Serangan yang dilancarkan oleh Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, memicu kemarahan publik di Israel, terutama dari keluarga para korban yang menuntut pemerintah bertanggung jawab atas insiden tersebut.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update