Mekah, Rakyatterkini.com – Jamaah haji Indonesia menyampaikan apresiasi atas pelayanan petugas selama pelaksanaan ibadah puncak di Tanah Suci, meskipun mengakui bahwa fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) sangat menuntut fisik mereka.
Enden, seorang jamaah dari Jakarta Utara, mengungkapkan rasa syukurnya setelah menjalani rangkaian ibadah puncak haji selama tiga hari penuh.
“Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar dan penuh kenikmatan meski tempat kami paling jauh,” ujarnya saat ditemui di Mina, Minggu (8/6).
Meski menghadapi beberapa kendala kecil, Enden menganggap hal tersebut sebagai bagian dari ujian dalam ibadah yang harus disikapi dengan kesabaran. Ia pun memuji kinerja petugas haji.
“Kru selalu ramah dan mendukung. Makanan juga enak. Ada satu dua petugas yang kurang perhatian, mungkin karena kelelahan, tapi itu hal yang wajar,” tambahnya sambil tersenyum.
Sementara itu, Ismail, jamaah dari embarkasi Solo, juga menyampaikan kepuasan atas kelancaran pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
“Alhamdulillah, semuanya sangat tertib. Dengan aturan baru, kami belajar lebih sabar dan patuh. Pendampingan dari petugas Indonesia dan mitra di Saudi juga sangat baik,” jelasnya setelah menyelesaikan lempar jumrah.
Ia juga menyoroti kualitas makanan selama di Arab Saudi.
“Makanannya enak dan sangat sesuai dengan selera Indonesia. Untuk jamaah dengan risiko tinggi, layanan kesehatan berjalan cepat tanpa birokrasi yang rumit,” tambahnya.
Senada dengan itu, Tohari dari Jawa Timur mengungkapkan bahwa pengalaman haji kali ini sangat berkesan, khususnya selama fase Armuzna.
“Kami merasa sangat puas. Dari Muzdalifah ke Mina kami berjalan kaki, tetap penuh semangat. Petugas pendamping sangat luar biasa,” ujarnya.
Halifatul, rekannya dari Lumajang, juga merasa bersyukur telah menuntaskan ibadah puncak meski fisiknya cukup terkuras.
“Kurang tidur dan kelelahan, tapi semangat tetap terjaga. Naik haji memang sebuah perjuangan. Saya datang bersama suami dan keluarga, dan ini pengalaman yang tak terlupakan,” tuturnya.
Seiring selesainya fase Mina, mayoritas jamaah Indonesia sudah rampung melakukan lempar jumrah dan memilih nafar awal, yakni meninggalkan Mina pada 12 Zulhijah.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, mengimbau jamaah yang belum memiliki jadwal kepulangan segera menunda pelaksanaan tawaf ifadah.
“Kami menyarankan agar tawaf ifadah dilakukan saat kondisi Masjidil Haram lebih sepi, kecuali bagi jamaah kloter awal yang akan segera kembali ke tanah air atau melanjutkan perjalanan ke Madinah,” ujar Hilman.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan di area Masjidil Haram yang diperkirakan akan meningkat seiring perpindahan jamaah dari Mina ke Mekah.(da*)