![]() | |
Warga Iran turun ke jalan merayakan terjadinya gencatan senjata antara Iran dengan Israel di Tehran, Iran (24/6/2025). |
Jakarta, Rakyatterkini.com – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan dukungan tegas negaranya terhadap pembentukan kawasan Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir dan senjata pemusnah massal. Namun, ia menekankan bahwa inisiatif tersebut harus mencakup Israel sebagai bagian dari komitmen bersama.
"Iran siap bekerja sama untuk memperkuat stabilitas, keamanan, dan perdamaian di kawasan," ujar Pezeshkian dalam percakapan telepon dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah Sisi, pada Rabu (25/6).
Pezeshkian menegaskan, Iran menyambut baik gagasan pembentukan zona bebas senjata nuklir di Timur Tengah, namun hal itu harus berlaku untuk seluruh negara di kawasan, termasuk Israel.
“Kami mendukung langkah ini, tetapi penerapannya harus menyeluruh. Mengabaikan Israel hanya akan mengurangi kepercayaan terhadap proses ini,” tegasnya.
Ketegangan di kawasan meningkat tajam sejak 13 Juni lalu, setelah Israel melancarkan serangan besar terhadap Iran dengan tuduhan bahwa Teheran sedang mengembangkan program senjata nuklir secara diam-diam.
Iran merespons dengan meluncurkan serangan balasan ke sejumlah instalasi militer di Israel. Konflik ini kemudian memicu keterlibatan militer Amerika Serikat. Pada 22 Juni, pesawat pengebom AS menyerang tiga fasilitas nuklir utama Iran yang berlokasi di Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar pada Senin (23/6).
Di tengah eskalasi yang terus meningkat, Presiden AS Donald Trump pada Senin malam mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah menyetujui gencatan senjata, yang mulai diberlakukan penuh dalam 24 jam setelah pengumuman tersebut, menandai berakhirnya konflik selama 12 hari.
Pada Selasa (24/6), Trump kembali menyampaikan bahwa gencatan senjata telah diterapkan dan meminta kedua belah pihak untuk menghormatinya.
Sebelumnya, pada Minggu (22/6), Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menyerukan agar seluruh fasilitas nuklir Israel diawasi oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
“Dewan Keamanan PBB harus segera bertindak berdasarkan Pasal VII Piagam PBB untuk mengakhiri ketimpangan ini, dengan mewajibkan Israel menempatkan fasilitas nuklirnya di bawah pengawasan IAEA,” tegas Iravani dalam sidang Dewan Keamanan PBB.(da*)