Jakarta, Rakyatterkini.com – Iran memberikan respons tegas terhadap keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik Iran-Israel dengan mengancam akan menyerang aset militer AS di kawasan Timur Tengah.
Pada Senin (23/6), penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, menyatakan bahwa fasilitas militer AS di berbagai wilayah, termasuk di Timur Tengah, bisa menjadi sasaran balasan atas serangan yang dilancarkan AS terhadap situs nuklir bawah tanah milik Iran.
Alasan Iran Membidik Pangkalan Militer Al Udeid di Qatar
1. Lokasi Strategis di Tengah Gurun Qatar
Mengutip laporan Al Jazeera, Qatar yang terletak sekitar 190 km di selatan Iran dan dikenal sebagai negara kaya gas, menjadi lokasi pangkalan militer AS terbesar di kawasan, yakni Pangkalan Udara Al Udeid.
Didirikan pada tahun 1996, pangkalan seluas 24 hektar ini terletak di padang pasir di luar ibu kota Doha. Fasilitas tersebut menjadi pusat operasi Komando Pusat AS (CENTCOM) untuk wilayah yang membentang dari Mesir hingga Kazakhstan.
Pangkalan ini menjadi rumah bagi ribuan personel dari Angkatan Udara AS, Qatar, Inggris, serta pasukan sekutu lainnya. Laporan The Hill menyebutkan bahwa Al Udeid menjadi komponen penting bagi proyeksi kekuatan AS berkat landasan pacu yang panjang dan terawat, yang memungkinkan mobilisasi cepat.
Qatar sendiri disebut telah menggelontorkan dana lebih dari USD 8 miliar untuk pengembangan infrastruktur pangkalan tersebut, yang juga berperan dalam operasi militer di Irak dan Afghanistan, serta misi kemanusiaan seperti evakuasi Kabul pada 2021.
2. Menjadi Sasaran Balasan Iran
Seiring meningkatnya ketegangan, Qatar mengambil langkah pencegahan dengan menutup sementara wilayah udaranya.
Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan bahwa penangguhan lalu lintas udara dilakukan menyusul meningkatnya risiko keamanan di kawasan. Beberapa jam sebelumnya, Kedutaan AS dan Inggris telah memperingatkan warganya di Qatar untuk tetap berada di tempat demi alasan keselamatan.
Reuters mengutip seorang diplomat Barat yang menyatakan bahwa Iran telah mengeluarkan ancaman serius terhadap Pangkalan Al Udeid. Malam harinya, Kementerian Pertahanan Qatar mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat rudal yang ditujukan ke pangkalan tersebut.
3. AS Mulai Bersiap Hadapi Serangan Balasan
Menjelang serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, AS terlihat mengambil langkah mitigasi. Berdasarkan citra satelit dari Planet Labs PBC, AFP melaporkan bahwa sejumlah besar pesawat militer AS telah dipindahkan dari Al Udeid.
Pada 5 Juni, sekitar 40 unit pesawat terlihat di landasan pangkalan, termasuk pesawat angkut C-130 Hercules dan pesawat pengintai. Namun pada 19 Juni, hanya tiga pesawat yang tersisa.
Seorang pejabat AS mengungkapkan kepada Reuters bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upaya perlindungan pasukan, termasuk relokasi kapal-kapal Angkatan Laut dari pelabuhan Bahrain, markas Armada Kelima AS.
4. Tidak Digunakan untuk Menyerang Iran
Meskipun Al Udeid menjadi pusat operasi penting, pangkalan ini tidak dilibatkan dalam serangan AS terhadap situs nuklir Iran.
Serangan itu dilakukan dengan strategi pengecohan, ketika tujuh pesawat pengebom siluman B-2 lepas landas dari Missouri, AS, langsung menuju Iran, tanpa melibatkan pangkalan AS di Timur Tengah.
5. Kecaman Qatar terhadap Serangan Rudal Iran
Pemerintah Qatar mengecam keras serangan rudal yang ditujukan ke Pangkalan Al Udeid, dan menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan negaranya.
“Qatar mengecam serangan yang dilakukan Korps Garda Revolusi Iran terhadap Pangkalan Udara Al Udeid. Tindakan ini merupakan pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan hukum internasional,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Majed Al-Ansari.
Meski Iran dan Qatar memiliki hubungan diplomatik yang hangat, Qatar juga menyatakan penolakannya terhadap serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, menunjukkan sikap netral namun tegas dalam menjaga stabilitas kawasan.(da*)