Notification

×

Iklan

IDTH Jadi Pusat Pengujian Telekomunikasi Terbesar di Asia Tenggara

Sabtu, 07 Juni 2025 | 18:00 WIB Last Updated 2025-06-07T11:00:00Z

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid usai meninjau Labolatorium IDTH


Jakarta, Rakyatterkini.com – Pemerintah menargetkan hampir seluruh pengujian perangkat telekomunikasi dapat dilakukan di dalam negeri paling lambat akhir tahun 2026.

Target ambisius ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, saat mengunjungi Indonesia Digital Test House (IDTH), sebuah fasilitas pengujian perangkat digital terbesar dan terlengkap di kawasan Asia Tenggara.

“Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa sesuai dengan peta jalan yang telah disusun, pada akhir 2026 nanti, sebagian besar bahkan hampir seluruh pengujian perangkat telekomunikasi sudah bisa dilakukan di tanah air,” ujar Meutya saat meninjau Laboratorium IDTH di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya banyak perangkat yang harus diuji di luar negeri karena keterbatasan fasilitas pengujian domestik. Namun kini, dengan kehadiran IDTH, Indonesia telah memiliki laboratorium dengan kemampuan pengujian yang ilmiah, transparan, dan akuntabel, serta sesuai dengan standar internasional.

“Ini sejalan dengan semangat Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya kemandirian bangsa, termasuk dalam sektor digital,” tambah Meutya.

Menteri Meutya juga menekankan pentingnya peran IDTH sebagai pusat unggulan (center of excellence) dalam menghadapi tantangan teknologi di masa depan. Hal tersebut disampaikannya dalam Seminar Electro Magnetic Compatibility (EMC) dan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Dalam arahannya, Meutya menekankan bahwa seluruh proses pengujian harus dilaksanakan dengan disiplin, tertib, dan mengacu pada standar internasional serta ketepatan waktu.

“Setiap hasil uji harus dapat diverifikasi ulang, terpercaya, dan diakui secara lintas negara. IDTH harus relevan, tidak hanya di level nasional, tapi juga di regional dan global,” jelasnya.

Selama tiga tahun terakhir, IDTH telah mencatat pendapatan pengujian lebih dari Rp32 miliar. Meski merupakan pencapaian yang membanggakan, angka ini masih jauh dibandingkan negara lain seperti Jerman yang meraih pendapatan tahunan lebih dari Rp59 triliun dan Korea Selatan dengan target lebih dari Rp11 triliun. Hal ini menunjukkan masih besarnya potensi pertumbuhan sektor pengujian perangkat di Indonesia.

“Jika saat ini sebagian besar perangkat masih diuji di luar negeri, maka dengan kesiapan yang telah kita bangun, saya optimistis dalam satu tahun ke depan kita sudah bisa mengalihkan sebagian besar pengujian ke dalam negeri,” ungkap Meutya.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Komdigi dan BSN memperkuat kolaborasi melalui kerja sama strategis untuk mempercepat proses akreditasi serta penetapan Balai Uji Dalam Negeri (BUDN) bagi alat dan perangkat telekomunikasi.

Meutya menekankan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi besar untuk menyederhanakan proses birokrasi, mempercepat layanan, serta memperkuat sistem mutu pengujian secara menyeluruh.

“Kerja sama ini menjadi langkah nyata dalam membangun sinergi yang tidak hanya meningkatkan kepercayaan nasional, tapi juga diakui oleh komunitas internasional,” tegasnya.

IDTH, yang diresmikan pada Mei 2024, kini berdiri sebagai laboratorium dengan fasilitas yang lengkap, tenaga ahli berkompeten, dan komitmen kelembagaan yang kuat.

Dengan adanya kerja sama bersama BSN, Meutya berharap proses penguatan mutu pengujian dapat berjalan lebih efisien dan mendukung percepatan akreditasi laboratorium serta penetapan BUDN, khususnya di sektor perangkat telekomunikasi.

Penandatanganan kerja sama tersebut disaksikan langsung oleh Menkomdigi Meutya Hafid bersama Plt. Kepala BSN, Yustinus Kristianto Widiwardono. Adapun perjanjian ditandatangani oleh Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, dan Deputi Bidang Akreditasi BSN, Wahyu Purbowasito.

Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah penting dalam memperkuat kemandirian serta daya saing industri perangkat telekomunikasi Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update