Notification

×

Iklan

Garuda Siap Tantang Jepang Tanpa Beban

Selasa, 10 Juni 2025 | 13:00 WIB Last Updated 2025-06-10T06:00:00Z

Patrick Kluivert, dan Joey Pelupessy 

Jakarta, Rakyatterkini.com  – Dalam dunia sepak bola, bukan selalu tim terkuat yang keluar sebagai pemenang. Tak jarang, tim yang bermain tanpa beban justru mampu membuat kejutan. Di sanalah terletak pesona dan ketidakpastian dari olahraga ini.

Semangat itulah yang diusung Timnas Indonesia saat menghadapi Jepang pada laga terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga, yang digelar di Stadion Panasonic Suita, Osaka, Jepang, Selasa (11/6) pukul 17.35 WIB.

Tim Garuda melangkah ke laga ini dengan kepala tegak. Kemenangan atas China pekan lalu telah memastikan tiket ke babak keempat, membuat hasil pertandingan melawan Jepang tak lagi memengaruhi posisi mereka di klasemen.

Hal serupa juga berlaku bagi tuan rumah. Jepang sudah mengantongi tiket ke Piala Dunia 2026, menandai keikutsertaan kedelapan mereka secara berturut-turut sejak 1998.

Namun, Jepang datang dengan pendekatan berbeda. Dalam laga sebelumnya melawan Australia, pelatih Hajime Moriyasu memutuskan untuk tidak menyertakan nama-nama besar seperti Takumi Minamino, Kaoru Mitoma, maupun Ritsu Doan. Sebaliknya, ia memberi kesempatan bagi pemain muda dan lapis kedua seperti Yu Hirakawa, Hiroki Sekine, dan Kota Tawaratsumida. Hasilnya, Jepang menelan kekalahan 0-1—hasil negatif pertama mereka dalam 14 laga kualifikasi.

Sebaliknya, Indonesia turun dengan kekuatan penuh. Jay Idzes, bek tangguh dari Serie A, siap memperkuat lini belakang bersama Maarten Paes atau Emil Audero. Kehadiran pemain Eropa seperti Kevin Diks, Thom Haye, dan Joey Pelupessy memperkokoh lini tengah hingga pertahanan.

Lini depan pun menjanjikan. Ole Romeny, yang telah mengoleksi tiga gol dalam tiga laga, kembali menjadi tumpuan. Dari kompetisi lokal, nama-nama seperti Yakob Sayuri, Ricky Kambuaya, Egy Maulana Vikri, dan Beckham Putra siap memberi kontribusi.

Meski Jepang tetap difavoritkan, skuad mereka kali ini bukanlah tim yang membungkam Indonesia 0-4 di SUGBK tahun lalu. Ini juga bukan tim yang membuat Garuda tak berkutik di Piala Asia Qatar.

Kini, saatnya Indonesia bermain lepas, seperti anak-anak di lapangan kampung—tanpa rasa takut, penuh semangat, dan percaya diri. Sebab Garuda juga punya cakar yang bisa melukai.

Terakhir kali Indonesia menahan imbang Jepang terjadi pada 1989 (0-0), sementara kemenangan terakhir tercipta pada 1981 dengan skor 2-0. Momentum untuk mencetak sejarah kembali telah tiba.

Gelandang Joey Pelupessy menyebut semangat tim tengah menggelora usai dua kemenangan beruntun atas Bahrain dan China.

"Tim kami dalam kondisi bagus. Dua kemenangan terakhir menjadi suntikan kepercayaan diri besar," ujar pemain Lommel SK itu pada konferensi pers, Senin (10/6).

Pelatih Patrick Kluivert pun membuka peluang untuk melakukan rotasi, namun menegaskan bahwa tim akan tetap bermain serius. Ia menyadari bahwa mengalahkan Jepang dengan penguasaan bola bukanlah hal realistis, tapi ia percaya pendekatan khas Indonesia—bertahan rapat dan menyerang secara efektif—bisa menjadi kunci.

Dari hasil analisanya, Jepang terlihat tumpul saat dikalahkan Australia. Dari 13 tembakan, hanya satu yang tepat sasaran. Bahkan jumlah sentuhan mereka di kotak penalti lawan merosot tajam, dari 34 menjadi hanya 15.

Ujian di Kandang Raksasa Asia

Meski demikian, tantangan terbesar Indonesia ada pada rekor kandang Jepang. Mereka belum pernah kalah dalam 14 laga terakhir di markas sendiri. Kekalahan terakhir hanya terjadi saat menjamu Kolombia pada Maret 2023.

Kapten Jepang, Wataru Endo, pun menyatakan ambisinya menutup fase ini dengan hasil manis.
"Kami ingin menunjukkan bahwa kami adalah tim terbaik. Kami akan menikmati pertandingan ini," ucapnya.

Laga ini bukan sekadar perolehan poin. Ini soal pembuktian. Bahwa Indonesia bukan lagi tim yang hanya jadi pelengkap di Asia. Bahwa Garuda telah berkembang dan siap menghadapi siapa pun, bahkan raksasa seperti Jepang.

Bermainlah tanpa beban, dengan keberanian dan kepercayaan diri. Seperti yang pernah ditulis Wiji Thukul: "Hanya ada satu kata: lawan!" (da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update