Padang Pariaman, Rakyatterkini.com— Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada para perantau asal Nagari III Koto Aur Malintang atas kontribusi nyata dan kepedulian mereka terhadap kampung halaman.
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati saat meresmikan Jalan H. Ismael Wahid di Korong Koto Kaciak, Nagari III Koto Aur Malintang (Batu Basa), Kecamatan IV Koto Aur Malintang, pada Rabu (25/6).
Dalam sambutannya, Bupati John Kenedy Azis mengaku terharu dan bangga menyaksikan semangat gotong royong yang ditunjukkan para perantau. Di tengah keterbatasan anggaran akibat efisiensi fiskal, partisipasi aktif masyarakat, terutama para perantau, menjadi bantuan besar bagi pemerintah daerah.
“Kontribusi ini benar-benar luar biasa. Di saat anggaran daerah mengalami keterbatasan, hadirnya perantau yang bahu membahu membangun infrastruktur seperti ini sangat membantu. Kami sangat mengapresiasi, dan tentu masyarakat yang merasakan langsung manfaatnya,” tutur Bupati.
Pembangunan Jalan H. Ismael Wahid ini memakan waktu sekitar empat bulan, dengan total dana lebih dari Rp750 juta yang seluruhnya bersumber dari swadaya para perantau.
Donatur utama pembangunan adalah H. Dulhadi Bahudin—yang dikenal dengan sapaan H. Dul—dan Hj. Yusneti Ismael Wahid, pasangan suami istri yang tergabung dalam Yossie Group, sebuah usaha jual beli emas yang sukses di Jakarta. Keduanya merupakan figur perantau yang berasal dari Nagari III Koto Aur Malintang.
Dalam momen peresmian yang penuh rasa haru dan nostalgia, H. Dul dan Hj. Yusneti mengungkapkan kenangan masa kecil mereka yang harus melewati jalan setapak sempit dan gelap, penuh risiko dan kesulitan.
“Kami dulu sering merasa takut saat harus melintasi jalan ini, karena sempit dan rawan dilalui binatang buas. Akses menuju nagari ataupun ke kecamatan sangat sulit,” ungkap Hj. Yusneti.
Pengalaman tersebut menjadi dorongan kuat bagi mereka untuk berkontribusi membangun kampung halaman agar lebih layak dan nyaman diakses. Mereka berharap masyarakat dapat menjaga dan memanfaatkan fasilitas yang telah dibangun secara maksimal.
“Jalan ini adalah ungkapan cinta kami dari rantau. Semoga dapat menjadi sarana yang mempererat hubungan antarwarga, meningkatkan mobilitas, serta membuka peluang ekonomi bagi kampung tercinta,” ujar H. Dul dengan penuh emosional.
Kini, Jalan H. Ismael Wahid membentang sepanjang 1.600 meter dengan lebar total mencapai 8 meter. Sebelumnya, jalur ini hanya berupa jalan setapak yang biasa digunakan warga untuk menuju kebun dan sawah.
Hasil kerja sama dan swadaya masyarakat telah mengubahnya menjadi jalan dua lajur dengan rabat beton selebar sekitar 90 cm hingga 1 meter per lajur, serta ruang lebar yang cukup untuk dilalui kendaraan roda empat.
Peresmian jalan ini menjadi bukti nyata kepedulian para perantau dan sekaligus menjadi inspirasi bagi nagari lainnya untuk menumbuhkan semangat gotong royong serta kemandirian dalam membangun daerah. (rel/s)