Notification

×

Iklan

Balang Manarangi, Inovasi Songket Motif Harimau Sumatera

Minggu, 01 Juni 2025 | 03:01 WIB Last Updated 2025-05-31T20:01:00Z

Baju karya designer muda Minang Vonny Andria dengan motif Balang Manarangi. 


Padang, Rakyatterkini.com– Dunia wastra Nusantara kembali diramaikan oleh sebuah gebrakan kreatif dari desainer muda asal Ranah Minang, Vonny Andria. Sejak usia 21 tahun, Vonny telah menekuni dunia desain yang mengusung semangat pelestarian budaya dan pemberdayaan komunitas.

Karya terbarunya, sebuah motif songket bertajuk Balang Manarangi, hadir sebagai perpaduan harmonis antara keanggunan kain songket Minangkabau dan kekuatan simbolik Harimau Sumatera. Motif ini mencerminkan loreng harimau yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat makna budaya dan ekologis.

Menurut Vonny, motif ini terinspirasi dari kekayaan tradisi songket Minangkabau yang umumnya mengangkat unsur geometris, flora, dan fauna. Namun, secara khusus, representasi Harimau Sumatera belum pernah ditampilkan secara eksplisit. Padahal, dalam khazanah budaya Minangkabau, harimau—atau yang kerap disebut Inyiak Balang —memiliki peran penting sebagai simbol kekuatan dan penjaga keseimbangan alam.

“Songket ini bukan sekadar kain, tapi juga representasi filosofi tentang keberanian, kekuatan, dan peran penting harimau dalam menjaga ekosistem hutan,” jelas Vonny saat peluncuran eksklusif *Balang Manarangi* di Creative Stage, Jakarta Convention Center, pada Jumat, 30 Mei 2025.

Motif Balang Manarangi divisualisasikan dalam bentuk selendang dengan sentuhan garis-garis yang melambangkan misai, cakar, taring, dan loreng sang harimau. Pola-pola ini juga menginterpretasikan jalan-jalan pegunungan, serta auman harimau yang divisualkan dalam bentuk gelombang.

Tak hanya merilis selendang, Vonny juga menghadirkan delapan busana bertema Harimau Sumatera betina dalam lini rancangannya yang diberi nama Lorenque Suit. Sosok harimau betina dianggap Vonny sebagai lambang ketangguhan dan kasih sayang, karena peran pentingnya dalam menjaga kelangsungan generasi harimau di tengah tantangan menyusutnya habitat.

Inspirasi Balang Manarangi sendiri berawal dari perjalanan pulangnya ke Sumatera Barat. Saat melewati kawasan Pasar Ateh, Bukittinggi, ia terpesona oleh keberadaan monumen-monumen Inyiak Balang. Dari sanalah muncul ide untuk merangkai motif songket yang merepresentasikan kekhasan belang harimau.

Untuk memperdalam pemahamannya, Vonny menggandeng Yayasan Jejak Harimau Sumatera yang berbasis di Padang. Kolaborasi ini membantunya merumuskan filosofi hingga pesan konservasi yang ingin disampaikan lewat motif tersebut.

“Kolaborasi dengan Jejak Harimau Sumatera membuka cakrawala baru dalam memahami peran harimau dari sisi ekologi, budaya, hingga mitologi lokal. Inilah yang memperkaya makna dari *Balang Manarangi*,” tuturnya.

Nama Balang Manarangi sendiri mengandung makna puitis dalam bahasa Minangkabau—*Balang berarti belang atau corak harimau, sementara Manarangi bermakna menyinari atau memancarkan cahaya. Secara keseluruhan, nama ini menyiratkan sebuah pancaran keindahan yang kuat, elegan, dan penuh wibawa.

Songket ini ditenun dengan teknik tradisional khas Minangkabau menggunakan pewarna alami yang kompleks, menuntut ketelitian dan keterampilan tinggi dari para pengrajin. Vonny berharap, melalui karya ini, masyarakat bisa merasakan bukan hanya keindahan tekstil, namun juga makna konservasi yang terkandung di dalamnya.

Lebih dari sekadar upaya pelestarian budaya, Balang Manarangi juga merupakan wujud kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian Harimau Sumatera yang kian terancam punah.

“Dengan mengenakan songket ini, kita tak hanya membalut diri dengan karya seni, tetapi juga membawa pesan kuat tentang pentingnya menjaga alam dan warisan budaya,” pungkas Vonny.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update