Jakarta, Rakyatterkini.com– Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa pemerintah saat ini sedang merancang ulang buku sejarah Indonesia. Setelah proses penulisannya mendekati tahap akhir, pemerintah akan membuka ruang diskusi publik untuk menerima masukan dari masyarakat.
“Diskusi publik baru bisa digelar ketika draf buku hampir rampung. Saat ini progresnya sudah melampaui 50 persen, kemungkinan telah mencapai 70 hingga 80 persen,” ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Senin (26/5).
Kementerian Kebudayaan menargetkan proyek penyusunan buku sejarah nasional edisi terbaru ini selesai pada Agustus 2025.
Dalam proses penulisannya, proyek ini melibatkan 113 penulis, 20 editor untuk masing-masing jilid, serta tiga editor umum. Para kontributor berasal dari beragam latar belakang keilmuan, mulai dari sejarah, arkeologi, geografi, hingga bidang humaniora lainnya.
Dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI yang berlangsung pada Senin siang, disepakati bahwa penulisan ulang buku sejarah harus melibatkan lebih banyak pihak yang berkepentingan. Tujuannya adalah agar hasil akhir buku ini bersifat lebih objektif, menyeluruh, dan mampu merepresentasikan ingatan kolektif bangsa.
Komisi X juga mendorong agar Kementerian Kebudayaan lebih terbuka dan aktif dalam menyampaikan informasi kepada publik selama proses penyusunan berlangsung. Langkah ini dianggap penting untuk menghindari kesan bahwa narasi sejarah nasional hanya didasarkan pada sudut pandang pemerintah semata.(da*)