Jakarta, Rakyatterkini.com – Pemerintah resmi menetapkan 12 sekolah menengah atas sebagai bagian dari program Sekolah Garuda Transformasi, yang akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2025/2026. Program ini bertujuan mempercepat pengembangan sumber daya manusia unggul, khususnya di bidang sains dan teknologi, agar mampu bersaing di tingkat internasional.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, menjelaskan di Jakarta pada hari Sabtu bahwa inisiatif ini dibuat untuk memberikan akses pendidikan berkualitas kepada siswa yang sebelumnya mungkin menghadapi kendala, terutama dalam bidang sains dan teknologi.
Daftar 12 sekolah yang ditunjuk sebagai Sekolah Garuda Transformasi meliputi:
* SMA Negeri 10 Fajar Harapan, Banda Aceh
* SMA Unggul DEL, Medan
* MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir
* SMA Negeri Unggulan M.H. Thamrin, Jakarta
* SMA Cahaya Rancamaya, Jawa Barat
* SMA Pradita Dirgantara, Jawa Tengah
* SMA Taruna Nusantara, Jawa Tengah
* SMA Negeri Banua, Kalimantan Selatan
* SMA Negeri Siwalima, Ambon, Maluku
* SMA Averos, Papua Barat Daya
* SMA Negeri 10 Samarinda, Kalimantan Timur
* MAN Insan Cendekia Gorontalo
Menurut Stella, sekolah-sekolah tersebut sudah memiliki mutu pendidikan yang baik sehingga tidak diperlukan perubahan besar dalam sistem pembelajaran maupun kurikulum. Namun, mulai Agustus 2025, siswa kelas 12 akan mendapatkan bimbingan intensif untuk persiapan memasuki perguruan tinggi, termasuk universitas-universitas terbaik dunia.
“Pendampingan ini tidak hanya untuk siswa, tetapi juga melibatkan guru serta pihak manajemen sekolah,” ujarnya.
Selain program transformasi, pemerintah juga tengah menyiapkan pembangunan empat Sekolah Garuda baru dengan fasilitas asrama, yang rencananya akan mulai menerima siswa pada tahun ajaran 2026/2027. Setiap angkatan akan menampung sekitar 150 siswa berprestasi dari berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa lokasi yang akan menjadi tempat berdirinya Sekolah Garuda baru tersebut antara lain Kota Soe (NTT), Bangka Belitung, dan Nabire (Papua Tengah). Proses perencanaan lahan, pembangunan fisik, serta pelatihan guru dan manajemen sekolah sudah mulai berjalan.
“Dengan adanya asrama, siswa dari Aceh bisa belajar bersama teman-teman dari Papua, atau dari Jawa yang tinggal di Nusa Tenggara Timur. Ini diharapkan bisa meningkatkan pemahaman dan rasa saling menghargai antar daerah,” jelas Stella.
Program Sekolah Garuda merupakan langkah strategis pemerintah untuk mewujudkan pemerataan akses pendidikan berkualitas, sekaligus mencetak generasi masa depan Indonesia yang kompeten, inklusif, dan siap bersaing di kancah global.(da*)