Notification

×

Iklan

Indonesia Masuk Negara dengan Risiko Bencana Tertinggi di Dunia

Kamis, 08 Mei 2025 | 07:01 WIB Last Updated 2025-05-08T01:57:20Z

Kepala BNPB Letjend Suharyanto saat beri kuliah umum di Unand.


Padang, Rakyatterkini.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia. Berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2019, Indonesia bersama 34 negara lainnya masuk dalam kategori tersebut.

“Saat ini, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan potensi risiko bencana tertinggi, setelah Filipina,” ungkap Suharyanto dalam kuliah umum bertema “Penanggulangan Bencana di Indonesia” di Universitas Andalas, Padang, pada hari Rabu.

Laporan tersebut juga mencatat negara-negara lain yang berada di sepuluh besar setelah Indonesia, yaitu India, Meksiko, Kolombia, Myanmar, Mozambik, Rusia, Bangladesh, dan China.

Di sisi lain, dalam kategori paparan bencana tertinggi, China berada di posisi pertama, diikuti oleh Meksiko, Jepang, Filipina, Indonesia, Amerika Serikat, India, Kolombia, Australia, dan Rusia.

“Data ini mengingatkan kita bahwa Indonesia sangat rentan terhadap bencana alam. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan upaya penanggulangan yang lebih efektif harus terus ditingkatkan,” tambahnya.

Suharyanto juga menekankan pentingnya revisi terhadap Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, karena regulasi tersebut dinilai tidak lagi sepenuhnya sesuai dengan tantangan dan kondisi penanggulangan bencana yang ada saat ini.

“Kami berharap revisi undang-undang ini dapat segera terwujud, sehingga penanganan bencana di Indonesia dapat lebih optimal,” ujarnya.

Sepanjang tahun 2025, BNPB mencatat sebanyak 988 kejadian bencana yang terjadi di berbagai daerah Indonesia. Dampaknya, sebanyak 165 orang meninggal dunia, 20 orang hilang, dan 180 orang lainnya mengalami luka-luka. Sekitar 3,1 juta warga terdampak dan terpaksa mengungsi.

Kerusakan akibat bencana pun sangat signifikan. Selama periode 1 Januari hingga 4 Mei 2025, tercatat 2.152 rumah rusak parah, 2.728 rumah rusak sedang, dan 9.925 rumah rusak ringan. Selain itu, 78 unit sekolah, 58 rumah ibadah, dan sembilan fasilitas kesehatan juga terdampak.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update