Malalak, Rakyatterkini.com – Bupati Agam, H. Benni Warlis, secara resmi mengukuhkan kepengurusan Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nagari Malalak Selatan, Kecamatan Malalak, untuk masa bakti 2025–2030 pada Senin (26/5).
Dalam sambutannya, Bupati menegaskan bahwa prosesi pengukuhan ini bukan sekadar kegiatan seremonial belaka, melainkan momen strategis untuk memperkuat sendi-sendi adat dan agama yang menjadi fondasi utama kehidupan masyarakat Minangkabau.
“Ini sejalan dengan falsafah ‘Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah’ (ABS-SBK), yang menegaskan bahwa adat dan agama adalah dua elemen yang tak terpisahkan dalam kehidupan sosial budaya kita,” tutur Benni Warlis.
Ia menjelaskan bahwa KAN memegang peran penting sebagai penjaga nilai-nilai kearifan lokal, pelindung marwah adat, sekaligus pembimbing masyarakat dalam hal adat istiadat.
“Lembaga ini merupakan warisan luhur dari para pendahulu kita yang telah lama terbukti mampu menjadi peneguh moral, penjaga jati diri budaya, serta peredam konflik yang mungkin timbul di tengah masyarakat,” tambahnya.
Di tengah derasnya arus globalisasi, lanjut Bupati, KAN diharapkan dapat tampil lebih proaktif dalam menanamkan nilai-nilai budaya lokal dan menjadi penengah yang adil dalam dinamika sosial masyarakat.
Sementara itu, MUI dipandang sebagai wadah yang merepresentasikan suara ulama—penerang umat yang berperan penting dalam membina akhlak, memperdalam pemahaman keagamaan, serta menjaga kemurnian akidah dari pengaruh paham-paham yang menyimpang.
“Kita memerlukan peran aktif MUI sebagai garda terdepan dalam menyampaikan dakwah yang sejuk, mendidik, dan mencerahkan umat,” ujar Bupati.
Ia juga meyakini bahwa dengan kolaborasi yang kuat antara KAN, MUI, pemerintah nagari, dan pihak kecamatan, Nagari Malalak Selatan dapat terus bergerak maju menjadi nagari yang berbudaya, religius, dan progresif.
Acara pengukuhan diakhiri dengan makan bajamba bersama tokoh-tokoh masyarakat di Kantor Nagari Malalak Selatan sebagai bentuk kebersamaan dan silaturahmi yang kental dalam tradisi Minangkabau.(da*)