Notification

×

Iklan

RI Tambah Impor Migas dari AS, Tanpa Hentikan Negara Lain

Kamis, 10 April 2025 | 12:33 WIB Last Updated 2025-04-10T05:33:00Z

ilustrasi


Jakarta, Rakyatterkini.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa rencana pemerintah untuk meningkatkan impor LPG dan minyak mentah dari Amerika Serikat tidak berarti akan menghentikan impor dari negara-negara pemasok utama migas ke Indonesia.

Menurut Bahlil, pemerintah tidak akan sepenuhnya menghentikan impor dari negara-negara tersebut, melainkan hanya akan melakukan penyesuaian jumlah pembelian.

“Bukan dihentikan total, hanya pengurangan volumenya saja. Jadi bukan dihentikan, tapi volumenya yang akan disesuaikan,” jelas Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (10/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa selama ini, minyak mentah yang diimpor dari Amerika Serikat hanya berkontribusi sekitar 4% dari total impor, sementara LPG dari negara tersebut mencakup sekitar 54%. Impor migas untuk kebutuhan domestik Indonesia umumnya berasal dari berbagai kawasan, seperti Singapura, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.

"Negara asal impor kita beragam, ada dari Singapura, kawasan Timur Tengah, Afrika, hingga Amerika Latin," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan keyakinannya dalam menghadapi kebijakan tarif resiprokal dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Prabowo juga menekankan bahwa Indonesia mampu menangani surplus perdagangan dengan AS, yang menurut data mencapai US$ 17 miliar.

Untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan tersebut, Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia akan menawarkan beberapa solusi kepada pemerintah AS. Di antaranya dengan menambah volume impor Liquefied Petroleum Gas (LPG), minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), hingga peralatan teknologi pengeboran migas.

"Kita memiliki surplus sebesar US$ 17 miliar dari AS. Indonesia bukan negara miskin. Apa yang kita perlukan dari AS? Kita butuh LPG senilai US$ 9 miliar, minyak, BBM, juga peralatan pengeboran. Kita berencana membuka kembali 10 ribu sumur migas lama dengan teknologi baru. Selain itu, kita juga membutuhkan gandum, kapas, dan pesawat—meskipun sekarang pesawat dari Tiongkok harganya jauh lebih kompetitif. Yang terpenting adalah kita percaya diri," jelas Prabowo dalam Sarasehan Ekonomi bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update