Notification

×

Iklan

PMI Manufaktur RI Naik, Ekonomi Tetap Tangguh

Rabu, 09 April 2025 | 15:31 WIB Last Updated 2025-04-09T08:31:00Z

Ilustrasi


Jakarta, Rakyatterkini.com – Sektor manufaktur Indonesia menunjukkan perkembangan positif yang berkelanjutan. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2025 tercatat berada di angka 52,4, mempertahankan tren ekspansi yang sudah berlangsung sejak Desember 2024.

“Pertumbuhan sektor manufaktur tetap kuat, didorong oleh peningkatan produksi yang konsisten dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan dalam negeri selama Ramadan dan Idulfitri, serta dukungan dari ekspor,” jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Ia menambahkan, keyakinan pelaku usaha terhadap prospek ekonomi juga menjadi salah satu faktor yang memperkuat laju ekspansi tersebut.

Beberapa negara mitra utama Indonesia, seperti Tiongkok (51,2), India (58,1), dan Amerika Serikat (50,2), juga mengalami ekspansi di sektor manufaktur mereka. Hal ini semakin mengukuhkan daya saing Indonesia di kawasan, sekaligus mendorong permintaan produk ekspor nasional.

Performa ini menjadi indikator positif bagi keberlanjutan pertumbuhan sektor industri nasional di tengah ketidakpastian global, termasuk tantangan dari kebijakan perdagangan internasional.

Dari sisi konsumsi, perekonomian domestik tetap menunjukkan ketahanan. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) pada Februari 2025 mencapai 126,4, mencerminkan meningkatnya optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun di masa depan.

Sementara itu, Indeks Penjualan Ritel (IPR) tumbuh sebesar 0,5% (yoy), terutama dipicu oleh meningkatnya penjualan komponen otomotif seperti suku cadang dan aksesori. Ini menunjukkan daya beli masyarakat masih terjaga.

Kondisi ini memperkuat harapan bahwa konsumsi dalam negeri akan tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2025.

Pemerintah pun berkomitmen untuk menjaga kestabilan harga dan mempertahankan kepercayaan masyarakat melalui kebijakan-kebijakan fiskal yang terarah dan konsisten.

Terkait inflasi, pada Maret 2025 tercatat sebesar 1,03% (yoy), naik dari Februari yang mengalami deflasi sebesar 0,09%. Kenaikan ini seiring dengan berakhirnya program diskon tarif listrik, namun inflasi tetap dalam batas yang dapat dikendalikan, berkat stabilnya harga pangan selama Ramadan dan Idulfitri.

Inflasi inti tercatat tetap stabil di angka 2,48% (yoy). Kategori pengeluaran seperti pakaian dan alas kaki mengalami kenaikan, dipengaruhi oleh tingginya permintaan menjelang lebaran. Sementara itu, inflasi pangan bergejolak tercatat sebesar 0,37%, ditopang oleh penurunan harga beras dan produk unggas.

Namun, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga secara bulanan, seiring meningkatnya permintaan menjelang hari raya.

Pada sisi harga yang diatur oleh pemerintah, masih tercatat deflasi sebesar 3,16% (yoy), lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya. Ini dipicu oleh berakhirnya subsidi listrik dan kenaikan tarif transportasi antarkota selama musim mudik, meskipun tarif angkutan udara mengalami penurunan berkat kebijakan insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP).

“Upaya pemerintah dalam menjaga inflasi selama bulan Ramadan dan Idulfitri terus dilakukan, terutama untuk menjaga kestabilan harga pangan,” kata Febrio.

Ia menambahkan, berbagai kebijakan seperti diskon tarif tol dan insentif tiket pesawat berperan dalam menekan tekanan inflasi, sehingga diharapkan bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini.

Febrio menegaskan bahwa ke depan, pemerintah akan terus menjaga inflasi tetap dalam rentang sasaran, terutama untuk kelompok pangan. Hal ini dilakukan melalui koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Daerah (TPID), serta pengawasan ketat terhadap ketersediaan dan distribusi bahan pokok seperti beras di tengah musim panen raya.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update