Notification

×

Iklan

Hotel Sepi, Bupati Badung Curiga Turis Menginap di Kos

Kamis, 10 April 2025 | 10:30 WIB Last Updated 2025-04-10T04:36:59Z

Turis bule di Bali 

Badung, Rakyatterkini.com – Meskipun turis asing terlihat ramai berwisata di Bali, tingkat hunian hotel justru mengalami penurunan. Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, mencurigai bahwa para wisatawan lebih memilih menginap di kos-kosan atau akomodasi non-hotel lainnya.

Adi menyoroti adanya pergeseran pola menginap wisatawan asing yang kini cenderung memilih tempat yang lebih murah dan informal. Menurutnya, hal ini bisa menjadi penyebab utama mengapa okupansi hotel tidak berbanding lurus dengan jumlah wisatawan yang datang.

“Wisatawan memang banyak, tapi tingkat hunian hotel tidak sesuai ekspektasi. Ini menimbulkan pertanyaan. Kami menduga banyak dari mereka menginap di tempat yang bukan hotel resmi,” ujar Adi saat ditemui di Kantor Bupati Badung, Selasa (8/4/2025).

Ia menilai, keberadaan rumah mewah dan kos-kosan yang disewakan kepada turis asing perlu menjadi perhatian khusus. Pasalnya, akomodasi semacam itu dinilai tidak menyumbang secara langsung terhadap pendapatan asli daerah dan turut menyumbang penurunan tingkat hunian hotel.

“Selain itu, kita juga perlu melihat kualitas wisatawannya. Jangan sampai mereka sebenarnya tidak mampu menginap di hotel berbintang, jadi malah memilih tempat seadanya seperti kos-kosan. Ini juga perlu diwaspadai,” tambahnya.

Bupati Adi telah meminta aparat daerah untuk menyelidiki keberadaan vila-vila tersembunyi dan rumah kos yang belum terdata sebagai objek pajak. Pemerintah Kabupaten Badung khawatir banyak properti yang luput dari pendataan pajak, yang berpotensi menyebabkan kebocoran penerimaan daerah.

“Kalau ada properti seperti vila yang tidak terdata, itu bisa menyebabkan kerugian pajak bagi daerah. Maka dari itu kami minta perangkat desa lebih aktif dalam mendata dan bekerja sama dengan Badan Pendapatan Daerah,” jelas pejabat asal Pecatu ini.

Ia menegaskan bahwa pengaturan akomodasi wisata di wilayahnya masih menghadapi tantangan, terutama dalam rangka menciptakan pariwisata yang berkualitas.

Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali juga menyampaikan adanya penurunan tingkat hunian hotel, meskipun jumlah wisatawan meningkat. PHRI menduga ini disebabkan oleh bertambahnya akomodasi seperti vila dan hotel yang belum sepenuhnya terdata.

Efek Domino dari Penurunan Okupansi Hotel

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, mengingatkan bahwa penurunan tingkat hunian kamar (TPK) bisa berdampak luas pada perekonomian lokal, termasuk sektor ketenagakerjaan dan konsumsi.

“Kalau akomodasi dan konsumsi terganggu, dampaknya bisa besar, salah satunya pada lapangan kerja. Tapi mudah-mudahan ini hanya tren musiman, karena biasanya Februari memang turun, lalu Maret kembali naik, apalagi saat musim liburan,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (8/4/2025).

Menurut data BPS, pada Februari 2025 tingkat hunian hotel berbintang tercatat 51,62 persen, turun 8,66 persen dibandingkan Januari 2025, dan turun 3,65 persen dibandingkan Februari tahun lalu.

Tingkat hunian tertinggi justru tercatat di hotel bintang satu (58,67 persen), sementara hotel bintang lima hanya 48,59 persen. Untuk hotel nonbintang, tingkat hunian pada Februari 2025 adalah 36,35 persen, sedikit naik dari bulan sebelumnya, namun lebih rendah dari Februari 2024.

Rata-rata lama tinggal tamu di hotel berbintang tercatat 2,67 malam, menurun dibandingkan Januari 2025 namun sedikit meningkat dari Februari 2024. Tamu asing cenderung menginap lebih lama (2,75 malam) dibandingkan tamu domestik (2,55 malam). Sementara di hotel nonbintang, tamu asing menginap rata-rata 2,90 malam dan tamu domestik hanya 1,67 malam.

Agus menyebut bahwa penurunan ini belum bisa dikaitkan langsung dengan penghematan anggaran dari pusat. Menurutnya, kondisi di Bali cukup unik karena daerah ini sangat bergantung pada kunjungan wisatawan mancanegara.

“Bali berbeda dengan daerah lain. Bali tidak hanya mengandalkan pasar lokal, tapi juga wisatawan asing. Jadi meski ada penurunan, secara keseluruhan Bali masih punya potensi untuk bertahan,” tutupnya.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update