Notification

×

Iklan

BMKG dan BRIN Prediksi Tsunami Sampai Pantai Gosong Bengkayang

Kamis, 17 April 2025 | 12:00 WIB Last Updated 2025-04-17T05:00:00Z

Ilustrasi


Jakarta, Rakyatterkini.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa gelombang tsunami dengan ketinggian hingga 0,62 meter diperkirakan akan mencapai Pantai Gosong, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Prediksi ini berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut.

Simulasi menunjukkan bahwa tsunami berpotensi terjadi akibat gempa besar yang terjadi di Palung Manila, Filipina. Penelitian yang dimulai pada tahun 2023 ini direncanakan berlangsung hingga 2025, bertujuan untuk mengevaluasi potensi ancaman tsunami terhadap kelayakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Pulau Kalimantan.

Penelitian ini menggunakan pemodelan numerik dengan data topografi dan batimetri resolusi tinggi. Skenario yang digunakan dalam simulasi adalah gempa berkekuatan magnitudo 9,1 yang diperkirakan berasal dari zona subduksi Palung Manila, yang telah terbukti secara geologis menunjukkan aktivitas tektonik yang signifikan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa gelombang tsunami akan menyebar melalui Laut China Selatan dan tiba di Pantai Gosong dalam waktu sekitar 9 jam 10 menit, dengan ketinggian gelombang bervariasi antara 0,48 meter hingga 0,62 meter di sekitar lokasi rencana pembangunan PLTN.

"Ancaman tsunami dari luar zona Indonesia tetap perlu dipertimbangkan, terutama untuk infrastruktur yang memerlukan tingkat keamanan tinggi, seperti PLTN," jelas Widjo Kongko, Peneliti di Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, pada Senin (14/4).

Meski tinggi gelombang terbilang kecil, potensi kerusakan pada sistem pendingin dan gangguan operasional tetap ada jika desain PLTN tidak mempertimbangkan skenario terburuk. PLTN dirancang dengan sistem pendingin yang mengandalkan air laut. "Jika tsunami terjadi, perubahan tekanan dan arus laut dapat mempengaruhi kestabilan pipa serta kinerja dan efektivitas sistem pendingin reaktor," tambah Widjo.

Penelitian ini menggabungkan tujuh domain pemodelan, dari resolusi global hingga lokal dengan detil 1 meter, menggunakan berbagai data mutakhir seperti GEBCO, BATNAS, DEMNAS, serta survei lapangan menggunakan drone (UAV), GGNS, dan echosounder. Titik tertinggi gelombang tsunami ditemukan di sisi barat Pulau Semesak (0,62 meter), sedangkan di utara Gosong berkisar antara 0,49 meter hingga 0,61 meter.

Topografi yang relatif landai dan proses sedimentasi di Pantai Gosong turut mempengaruhi potensi genangan. Jika tsunami terjadi bersamaan dengan pasang tertinggi, tinggi air gabungan bisa mencapai lebih dari 1,5 meter.

"Untuk studi kelayakan desain dan perencanaan tapak PLTN, perlu disiapkan sistem dan langkah mitigasi yang dapat menghadapi ancaman tersebut," kata Widjo.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam *International Journal of Renewable Energy Development* edisi Januari 2024 dengan judul 'Assessing the Potential Tsunami Source of the Manila Trench at the Bengkayang Nuclear Power Plant Site in Kalimantan Using Topographical Details'.

Kajian selanjutnya akan fokus pada potensi ancaman tsunami dari longsoran bawah laut di lepas pantai Brunei. Kajian ini akan melengkapi analisis sebelumnya dan diharapkan menjadi referensi teknis dalam penyusunan dokumen AMDAL serta evaluasi keselamatan tapak PLTN sesuai dengan peraturan BAPETEN Nomor 4 Tahun 2018 dan Nomor 6 Tahun 2014.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update