Notification

×

Iklan

Sidang Isbat Penentuan Idulfitri 1446 H Digelar 29 Maret 2025

Sabtu, 22 Maret 2025 | 16:00 WIB Last Updated 2025-03-22T09:00:00Z

Kementerian Agama bakal menggelar Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal atau Hari Raya Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah tahun ini pada Sabtu, 29 Maret 2025.



Jakarta, Rakyatterkini.com – Kementerian Agama (Kemenag) akan mengadakan Sidang Isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah atau Hari Raya Idulfitri pada Sabtu, 29 Maret 2025.  

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menyampaikan bahwa rangkaian Sidang Isbat akan diawali dengan pemaparan mengenai posisi hilal pada sore hari. Setelah itu, sidang utama akan berlangsung secara tertutup, diikuti dengan konferensi pers untuk mengumumkan hasil keputusan kepada media.  

Kapan Idulfitri 1446 H? 

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan bahwa Idulfitri 2025 akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Penetapan tersebut didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal, sebagaimana tercantum dalam Maklumat PP Muhammadiyah terkait penentuan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah.  

Menteri Agama Nasarudin Umar juga memperkirakan bahwa Hari Raya Idulfitri tahun ini kemungkinan besar akan bersamaan antara pemerintah dan berbagai organisasi Islam lainnya. Menurutnya, hilal pada 30 Maret 2025 diprediksi masih belum tampak, sehingga penetapan Idulfitri diperkirakan selaras dengan keputusan Muhammadiyah, yakni pada 31 Maret 2025.  

“Lebaran diperkirakan jatuh pada 31 Maret 2025,” ujar Nasarudin.  

Prediksi Astronomi

Pakar Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, turut memperkirakan bahwa 1 Syawal 1446 H akan jatuh pada 31 Maret 2025. Dengan demikian, perayaan Idulfitri 2025 diprediksi akan berlangsung serentak tanpa perbedaan.  

Ia menjelaskan bahwa posisi Bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk saat matahari terbenam pada 29 Maret 2025. Hal ini tidak memenuhi kriteria yang telah disepakati oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang digunakan sebagai acuan oleh pemerintah dan ormas Islam. Selain itu, kriteria wujudul hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah juga tidak terpenuhi.  

Menurut standar MABIMS, awal bulan hijriah ditentukan jika tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.  

"Pada saat maghrib 29 Maret, posisi Bulan di Indonesia masih berada di bawah ufuk. Artinya, belum memenuhi kriteria MABIMS maupun metode wujudul hilal Muhammadiyah," jelas Thomas.  

"Keputusan Idulfitri 1446 H diperkirakan akan seragam pada 31 Maret 2025," tambahnya.  

Meskipun demikian, Thomas menyarankan agar masyarakat menunggu hasil resmi Sidang Isbat pada 29 Maret mendatang.  

Data BMKG Terkait Posisi Hilal

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ketinggian hilal di Indonesia pada 29 Maret 2025 berkisar antara -3,29 derajat di Merauke, Papua, hingga -1,07 derajat di Sabang, Aceh.  

Sementara itu, pada 30 Maret 2025, ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam diperkirakan berada antara 7,96 derajat di Merauke hingga 11,48 derajat di Sabang.  

BMKG juga mencatat bahwa elongasi geosentris di Indonesia saat matahari terbenam pada 29 Maret berkisar antara 1,06 derajat di Kebumen, Jawa Tengah, hingga 1,61 derajat di Oksibil, Papua. Sedangkan pada 30 Maret, elongasi diperkirakan mencapai 13,02 derajat di Merauke hingga 14,83 derajat di Sabang.  

Elongasi merupakan sudut antara piringan Bulan dan pusat piringan Matahari yang diamati dari permukaan Bumi.  

Dengan data tersebut, kemungkinan besar perayaan Idulfitri 1446 H akan dilaksanakan secara serentak pada 31 Maret 2025.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update