Notification

×

Iklan

Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta Selesai, 20 Ton Garam Disemai

Jumat, 21 Maret 2025 | 16:30 WIB Last Updated 2025-03-21T09:30:00Z

BPBD DKI Jakarta telah merampungkan kegiatan operasi modifikasi cuaca



Jakarta, Rakyatterkini.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), TNI Angkatan Udara, serta PT RAI telah menyelesaikan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap ketiga yang berlangsung pada 11-20 Maret 2025. Upaya ini dilakukan sebagai langkah mitigasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi berbagai faktor atmosfer.  

Dengan selesainya operasi ini, BPBD DKI Jakarta berharap dampak buruk akibat cuaca ekstrem di ibu kota dan sekitarnya dapat diminimalkan.  

"Kami akan terus melakukan pemantauan terhadap kondisi cuaca serta meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi perubahan cuaca yang signifikan di masa depan," ujar Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan sekaligus Juru Bicara OMC Jakarta 2025, Michael Sitanggang, di Jakarta, Jumat (21/3/2025).  

Penyemaian Garam di Langit Pandeglang dan Perairan Selatan

Michael menjelaskan bahwa pada hari terakhir OMC, tim melaksanakan dua sorti penyemaian. Sorti pertama dilakukan di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Perairan Selatan Ujung Kulon selama 2 jam 10 menit, sementara sorti kedua menyasar Perairan Selatan Banten dan Perairan Selatan Lampung dengan durasi 1 jam 55 menit.  

Secara keseluruhan, dalam tahap ketiga ini telah digunakan 20 ton bahan semai garam untuk mengurangi potensi cuaca ekstrem.  

"Total pelaksanaan OMC mencapai 25 sorti dengan total waktu terbang selama 51 jam 5 menit, menggunakan bahan semai higroskopis sebanyak 20 ton," jelasnya.  

Faktor Cuaca yang Mempengaruhi

Sementara itu, BMKG melaporkan bahwa fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada di Kuadran 3 (Maritime Continent), yang berdampak pada wilayah Jawa bagian barat.  

"Selain itu, anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang negatif serta keberadaan monsun Asia masih memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di kawasan ini," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo.  

Budi menambahkan bahwa pola angin di area operasi bertiup dari arah barat hingga barat laut dengan kecepatan berkisar antara 5 hingga 25 knot.  

Selain itu, zona konvergensi dan konfluensi yang terdeteksi di Laut Jawa hingga pesisir utara Jawa bagian barat juga berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan serta peningkatan curah hujan di beberapa wilayah terdampak.  

“Pada siang hingga malam hari, terdapat potensi hujan ringan hingga sedang di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Sementara itu, hujan lebat dengan sifat sporadis masih mungkin terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat,” pungkasnya.(da*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update