Notification

×

Iklan

Mobil China Makin Mengancam, Merek Jepang Terdesak di Pasar Indonesia

Sabtu, 01 Maret 2025 | 21:00 WIB Last Updated 2025-03-01T14:00:00Z

Suasana pameran di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 yang berlangsung di Ji-Expo Kemayoran


Jakarta, Rakyatterkini.com – Merek-merek otomotif asal Jepang kini menghadapi tantangan besar dengan semakin maraknya kehadiran mobil-mobil baru dari China. Produsen mobil asal Negeri Tirai Bambu ini tampaknya serius menggarap pasar, bahkan rela merugi di tahap awal demi bisa mendapatkan pangsa pasar.


Saat ini, dominasi merek Jepang seperti Toyota dan Honda di Indonesia mulai tergerus di beberapa segmen, terutama kendaraan listrik (EV). Hal ini disebabkan oleh lambatnya adaptasi mereka terhadap tren elektrifikasi yang semakin berkembang.


"Produsen mobil China memanfaatkan celah ini dengan menghadirkan teknologi canggih, seperti fitur digital yang menarik bagi anak muda, serta desain modern yang kompetitif. Meskipun secara keseluruhan penjualan mobil tengah mengalami penurunan," ujar pengamat otomotif Yannes Pasaribu , dikutip Sabtu (1/3/2025).


Masuknya merek China ke pasar Indonesia saat industri otomotif sedang mengalami perlambatan memang terkesan kontradiktif. Pada 2024, total penjualan mobil di Indonesia diprediksi hanya mencapai 850.000-900.000 unit, jauh dari target awal sebesar 1,1 juta unit. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, seperti daya beli masyarakat yang menurun, suku bunga yang tinggi, serta inflasi.


"Namun, merek China tampaknya menerapkan strategi jangka panjang. Mereka berani bersaing ketat meski pasar sedang lesu demi mendapatkan posisi yang lebih kuat di masa depan. Beberapa bahkan rela merugi, seperti yang dialami Nio dan Xpeng di China, yang tetap mencatatkan kerugian besar meski penjualannya meningkat, demi membangun kepercayaan konsumen dan infrastruktur pasar," tambah Yannes.


Langkah ekspansi ini menunjukkan bahwa kehadiran merek China di Indonesia bukan hanya karena kondisi pasar sedang berkembang atau menurun, melainkan karena mereka melihat peluang jangka panjang. Mereka memanfaatkan kebijakan yang ada, tren kendaraan listrik, serta berusaha menggeser dominasi merek-merek lama, meskipun harus bersaing di pasar yang sedang melemah.


"Tampaknya, mereka menerapkan strategi dengan menggelontorkan investasi besar dan menawarkan harga kompetitif, teknologi EV unggulan, serta strategi pemasaran yang agresif. Dengan langkah ini, merek China yakin dapat mengubah peta persaingan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan," pungkas Yannes.(da*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update