Notification

×

Iklan

Dua Pendaki Wanita Meninggal di Puncak Carstensz

Rabu, 05 Maret 2025 | 00:00 WIB Last Updated 2025-03-04T17:00:00Z

Trek Cartensz Pyramid 


Jakarta, Rakyatterkini.com – Dua pendaki wanita senior menghembuskan napas terakhir di kawasan puncak Gunung Carstensz Pyramid pada akhir pekan ini. Gunung tertinggi di wilayah Oseania ini juga termasuk dalam daftar World Seven Summits.


Seperti gunung-gunung lainnya, Carstensz Pyramid dikenal memiliki jalur yang menantang dan tidak mudah dilalui. Pendaki harus memiliki keterampilan khusus, terutama dalam teknik mendaki dan turun menggunakan tali.


Fandhi Achmad, seorang pendaki profesional sekaligus pemilik dan pemandu ekspedisi PAT Adventure, menjelaskan bahwa selain daya tahan fisik, pendakian di Carstensz juga menuntut kecepatan. Gunung ini memiliki karakteristik sebagai puncak teknis (climbing peak), di mana pendaki harus menggunakan peralatan panjat untuk mencapai puncak.


Pendaki harus terampil dalam menggunakan tali untuk naik dan turun (ascending dan rappelling) dalam kondisi suhu rendah, keterbatasan oksigen, serta waktu yang terbatas.


"Mereka harus bisa memasang tali, karabiner, harness, dan descender dalam kondisi gelap sambil memakai sarung tangan. Latihan ini disesuaikan dengan situasi pendakian dalam cuaca ekstrem," ujar Fandhi.


Fandhi menegaskan bahwa cuaca buruk adalah tantangan utama di Puncak Carstensz dan harus menjadi pertimbangan utama bagi para pendaki.


"Menurut saya, cuaca bukan alasan utama. Kalau mendaki gunung bersalju, tentu sudah harus siap menghadapi hujan salju. Jika sering mendaki Carstensz, kita tahu bahwa hampir 80 persen di atas pukul 10 pagi sudah pasti turun hujan. Di bawah 4.500 mdpl biasanya hujan air, di atasnya hujan es, dan lebih tinggi lagi turun salju," jelasnya.


Menurutnya, faktor cuaca buruk adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan harus diperhitungkan dalam pendakian ke Gunung Carstensz. Ia menegaskan bahwa menyerahkan diri sepenuhnya pada cuaca tanpa persiapan matang bisa berakibat fatal.


"Kalau hanya mengandalkan cuaca baik untuk selamat dan cuaca buruk bisa menyebabkan kematian, lebih baik tidak usah mendaki," katanya.


Gunung Carstensz, yang memiliki lapisan salju abadi, telah menelan beberapa korban jiwa. Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, setidaknya empat pendaki meninggal dalam 10 tahun terakhir saat mencoba mencapai puncaknya.


Daftar Pendaki yang Meninggal di Carstensz Pyramid

  1. Erik Erlangga
    Erik Erlangga, seorang karyawan PT Freeport Indonesia, meninggal dunia pada 17 April 2016 pukul 07.00 WIT saat melakukan pendakian ke Puncak Carstensz. Erik, yang mulai mendaki sejak 14 April bersama 32 pendaki lainnya, diduga mengalami hipotermia akibat cuaca ekstrem.

Sebelum meninggal, tim Emergency Preparedness & Response (EP&R) PT Freeport Indonesia telah berusaha memberikan pertolongan pertama. Jenazah Erik kemudian diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia sebelum akhirnya dibawa ke Tasikmalaya, Jawa Barat.


  1. Andika Pratama
    Andika Pratama, seorang pendaki yang juga bertugas sebagai pemandu, meninggal dunia akibat tertimpa batu saat pendakian ke Puncak Carstensz Pyramid pada 4 November 2018 sekitar pukul 11.30 WIT.

Andika, yang lahir di Palembang pada 2 Juni 1984, memulai ekspedisi pendakian pada 29 Oktober 2018 dengan tim yang berangkat ke Base Camp Yellow Valley menggunakan helikopter Komala Air. Pada 3 November 2018, salah satu rekan pendaki bernama Arlen melaporkan melalui telepon satelit bahwa Andika meninggal akibat tertimpa batu saat mendaki.


  1. Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono
    Dua pendaki senior, Lilie Wijayanti Poegiono (60) dan Elsa Laksono (60), meninggal dunia akibat hipotermia saat menuruni Puncak Carstensz di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Sabtu (1/3/2025).

Dalam insiden ini, tiga pendaki lain yang juga mengalami hipotermia berhasil diselamatkan oleh pemandu dan pendaki lainnya yang melakukan upaya penyelamatan bolak-balik.


Lilie dan Elsa merupakan bagian dari rombongan berjumlah 20 pendaki yang memulai pendakian ke Puncak Carstensz pada Jumat (28/2/2025). Rombongan ini terdiri dari lima pemandu, tujuh pendaki asal Indonesia, enam pendaki asing, serta dua pendaki dari Taman Nasional Lorentz.


Menurut laporan dari operator pendakian Indonesia Expeditions, para pendaki mulai kembali ke base camp setelah mencapai puncak. Pendaki terakhir tiba di puncak sekitar pukul 14.00 WIT. Saat perjalanan turun, kondisi cuaca memburuk dengan hujan salju, hujan deras, serta angin kencang yang menyebabkan beberapa pendaki mengalami hipotermia.(da*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update