![]() |
ilustrasi |
Jakarta, Rakyatterkini.com - Sejumlah astronom mengungkap kemungkinan adanya planet kesembilan yang melengkapi jajaran Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet yang dimaksud bukan Pluto, melainkan sebuah planet raksasa yang diperkirakan terdiri dari gas atau es dan berlokasi miliaran mil lebih jauh dari planet lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah mengembangkan hipotesis mengenai "Planet Sembilan", yang diduga berada di wilayah terjauh tata surya.
"Tanpa Planet Sembilan, sulit untuk menjelaskan struktur tata surya," kata Mike Brown, astronom dari Caltech yang mengusulkan teori ini, dikutip dari Live Science.
Setelah Pluto tidak lagi dikategorikan sebagai planet, tidak ada objek besar lain yang terdeteksi di luar Neptunus atau Sabuk Kuiper—wilayah tata surya di sekitar orbit Neptunus. Namun, penemuan pada 2004 mengubah pandangan tersebut. Kala itu, astronom menemukan Sedna, objek trans-Neptunus (TNO) dengan orbit yang tidak biasa mengelilingi Matahari.
Lintasan unik Sedna menunjukkan kemungkinan adanya benda besar lain yang memengaruhi gravitasinya, bisa berupa gugusan asteroid, planet kerdil, atau bahkan planet penuh.
Pada 2014, para astronom kembali menemukan objek serupa, yakni 2012 VP113 di Sabuk Kuiper, yang memiliki karakteristik orbit mirip dengan Sedna.
Dua tahun kemudian, pada 2016, Konstantin Batygin dan Michael E. Brown menerbitkan penelitian di jurnal The Astronomical Journal yang mendukung hipotesis keberadaan Planet Sembilan. Studi mereka membahas perkiraan ukuran, jarak dari Matahari, serta lintasan orbitnya dalam tata surya.
"Estimasi terbaik kami menunjukkan bahwa Planet Sembilan memiliki ukuran sekitar tujuh kali lebih besar dari Bumi," ujar Brown.
Jika benar ada, planet ini diperkirakan menjadi yang terbesar kelima di tata surya, setelah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Komposisinya juga diperkirakan mirip dengan Neptunus.
Secara rata-rata, Planet Sembilan mungkin berada sekitar 500 unit astronomi dari Matahari dan membutuhkan waktu antara 5.000 hingga 10.000 tahun untuk menyelesaikan satu orbit penuh. Selain itu, orbitnya diduga tidak sejajar dengan planet-planet lain, yang membuatnya semakin sulit terdeteksi.
Karena lokasinya yang sangat jauh serta cahaya pantulannya yang sangat redup, planet ini nyaris tidak terlihat dari Bumi. Oleh karena itu, astronom membutuhkan teleskop dengan teknologi kamera digital canggih untuk menyelidiki bagian terluar tata surya dengan lebih detail.
"Dengan teleskop yang tepat, Planet Sembilan bisa ditemukan dalam dua tahun ke depan," tambah Brown.
Saat ini, para astronom sedang menganalisis data dari Teleskop Subaru di Hawaii, yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendeteksi keberadaan planet ini dibandingkan teleskop Pan-STARRS. Jika pencarian di sana tidak membuahkan hasil, mereka akan beralih ke Observatorium Vera C. Rubin di Chile, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025. (da*)