Notification

×

Iklan

Ketegangan Memanas, China Usir Pesawat Filipina di Laut China Selatan

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:33 WIB Last Updated 2025-02-22T07:33:00Z

Lau China Selatan 


Jakarta – Situasi di Laut China Selatan kembali memanas. Militer China mengklaim telah mengusir tiga pesawat militer Filipina yang dianggap memasuki wilayah udara yang dikuasai Beijing di sekitar Kepulauan Spratly tanpa izin pada Kamis lalu.


Dilansir oleh Channel News Asia (CNA) yang mengutip Reuters, Kedutaan Besar Filipina di Beijing belum memberikan tanggapan terkait pernyataan militer China yang dirilis pada Jumat. Sementara itu, Komando Teater Selatan China menilai langkah Filipina sebagai tindakan provokatif yang sembrono.


"Filipina berupaya memperkuat klaim ilegalnya melalui tindakan provokasi. Kami memperingatkan bahwa langkah seperti ini tidak akan berhasil," demikian pernyataan dari lembaga militer China, Jumat (21/2/2025).


China terus mempertahankan klaimnya atas sekitar 90% wilayah Laut China Selatan berdasarkan konsep 'sembilan garis putus-putus'. Wilayah yang diklaim mencakup sekitar 3,5 juta kilometer persegi, termasuk Kepulauan Paracel, di mana China telah membangun kota bernama Shansa dengan luas sekitar 800 ribu mil persegi.


Klaim sepihak ini berbenturan dengan beberapa negara ASEAN, seperti Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Laut China Selatan sendiri dikenal sebagai wilayah strategis yang kaya akan sumber daya alam, termasuk minyak, gas, dan perikanan.


Pada hari yang sama, Filipina melaporkan bahwa penjaga pantai dan biro perikanannya telah melakukan penerbangan pemantauan di atas Kepulauan Kalayaan—nama yang digunakan Filipina untuk menyebut Kepulauan Spratly.


Misi tersebut bertujuan untuk menegaskan kedaulatan Filipina atas Laut Filipina Barat. Dalam operasi tersebut, lebih dari 50 kapal milisi maritim China serta satu kapal penjaga pantai Beijing terpantau berada di perairan tersebut.


Belum dapat dipastikan apakah misi pemantauan ini terkait dengan insiden yang diklaim oleh militer China.


Konfrontasi ini terjadi hanya beberapa hari setelah Filipina menuduh Angkatan Laut China melakukan manuver berbahaya terhadap pesawat pemerintah yang tengah berpatroli di Scarborough Shoal—wilayah sengketa di Laut China Selatan. Beijing, di sisi lain, membantah tuduhan tersebut dan menyatakan tidak melakukan pelanggaran dalam insiden tersebut.(DA*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update