![]() |
ilustrasi |
Jakarta – Para investor emas kembali bergembira setelah harga emas dunia mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Lonjakan harga emas ini didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah kekhawatiran akan perang dagang global yang terus berlanjut.
Pada perdagangan Kamis (20/2/2025), harga emas di pasar spot naik 0,22% ke level US$ 2.939,12 per troy ons. Penutupan ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah, mengalahkan rekor sebelumnya di US$ 2.935,58 per troy ons.
Kenaikan harga emas berlanjut pada Jumat (21/2/2025) pagi. Pada pukul 06.22 WIB, harga emas dunia menguat tipis 0,001% ke US$ 2.939,15 per troy ons.
Perang Dagang dan Kebijakan Trump Jadi Pemicu
Lonjakan harga emas dipicu oleh kekhawatiran akan eskalasi perang dagang global. Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengancam akan menerapkan tarif baru terhadap berbagai produk, termasuk kayu, mobil, semikonduktor, dan farmasi dalam waktu dekat.
"Ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung terus memicu inflasi dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini meningkatkan minat investor terhadap aset safe haven seperti emas," ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior di Zaner Metals, kepada Reuters.
Sejak mulai menjabat pada 20 Januari 2025, Trump telah memberlakukan tarif sebesar 10% untuk impor dari China serta tarif 25% untuk baja dan aluminium. Kebijakan ini menambah ketidakpastian global, mendorong investor beralih ke emas sebagai aset perlindungan nilai.
Pembelian Bank Sentral dan ETF Dorong Harga Emas
Selain faktor geopolitik, kenaikan harga emas juga didorong oleh aksi beli bank sentral yang terus berlangsung sepanjang tahun ini.
"Kami terus melihat bank sentral melakukan pembelian emas, dan itu menjadi faktor utama yang menopang harga emas. Aliran investasi ke ETF emas juga meningkat selama tiga hari berturut-turut," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures.
Meski harga emas saat ini berada di puncak tertinggi, Grant memperkirakan tren kenaikan akan terus berlanjut.
"Tingkat rekor ini bisa bertahan selama beberapa minggu, tetapi dengan fundamental yang masih mendukung, tren naik kemungkinan besar akan terus berlanjut," tambahnya.
Dampak Kebijakan The Fed dan Ekspor Emas Swiss
Sementara itu, risalah rapat kebijakan terakhir The Federal Reserve (The Fed) AS yang dirilis pada Rabu (19/2/2025) menunjukkan bahwa kebijakan awal Trump telah memicu kekhawatiran terhadap inflasi yang meningkat. Hal ini mendorong The Fed untuk menahan diri dari pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Di sisi lain, ekspor emas Swiss meningkat signifikan pada Januari 2025. Data bea cukai Swiss menunjukkan bahwa pengiriman emas ke AS melonjak ke level tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Dengan berbagai faktor yang mendukung, harga emas diprediksi masih akan bergerak dalam tren positif dalam waktu dekat, terutama jika ketidakpastian global terus berlanjut.(DA*)