Maket ruas jalan tol Padang-Pekanbaru. |
Padang, Rakyatterkini.com - Jalan Tol Padang-Sicincin sepanjang 36,6 km telah beroperasi. Kini Pemerintah Sumbar membidik lanjutan proyek nasional tersebut untuk ruas Payakumbuh-Pangkalan, mendahului lanjutan Sicincin-Payakumbuh.
Pemerintah menyatakan lahan di segmen
Payakumbuh - Pangkalan relatif lebih cepat dan tidak berbelit untuk dibebaskan.
Selain itu, seperti dikutip dari Harian Haluan.com, pada segmen tersebut juga
telah ada investasi dari Negara Jepang melalui Japan International Cooperation
Agency (JICA)
Di sisi lain, Jepang akan terlibat dalam
membangun Jalan Tol Payakumbuh - Pangkalan melalui pembangunan sejumlah
terowongan yang akan menembus Bukit Barisan.
Dalam prosesnya, tim dari JICA diketahui
beberapa kali telah turun ke lapangan untuk melakukan survei di Kabupaten Lima
Puluh Kota.
Meski demikian, pihak Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat terus berusaha mengupayakan pembangunan jalan tol terbaru yaitu
untuk mengeksekusi segmen Tol Sicincin - Bukittinggi.
Usulan tersebut diketahui telah disampaikan
pihak Pemprov Sumatera Barat kepada pemerintah pusat dalam rapat di Kantor
Kementerian PUPR beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga Cipta
Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Sumbar Era Sukma Munaf menyampaikan usulan baru
ihwal kelanjutan pembangunan jalan tol di ranah Minang.
Dijelaskannya, berdasarkan kajian dan pemetaan
yang dilakukan pihaknya, Munaf menyarankan agar pembangunan Jalan Tol Sicincin-Bukittinggi dialihkan
ke rute baru.
Adapun rute baru tersebut ialah
melintasi Sicincin - Singkarak Tanah Datar. Dalam penuturannya, pembebasan
lahan di rute terbaru tersebut relatif lebih mudah dan murah.
Saat ini, Jalan Tol Sicincin
Bukittinggi direncanakan akan melewati kawasan Kubang Putih yang diestimasikan
akan membutuhkan dana jauh lebih besar untuk pembebasan lahannya.
Segmen Sicincin Bukittinggi bila
dibangun melewati kawasan lembah serta adanya terowongan dinilai akan menelan
biaya yang tidak sedikit.
Terlebih bila melintasi kawasan
Bukittinggi dan sekitarnya, jalur ini dianggap rawan karena berada di garis
patahan yang rawan gempa.
Meski demikian, pembangunan tol baru
di Sumbar ini masih terus dimatangkan. Belum diketahui secara pasti akankah
di tahun 2025 proyek tol baru di Sumatera
Barat dapat diwujudkan atau belum bisa dilaksanakan. (*)