Notification

×

Iklan

Menaker Yassierli Kuliah Umum di Unand, Gubernur Mahyeldi Fokus Atasi Masalah Ketenagakerjaan di Sumbar

Jumat, 10 Januari 2025 | 21:00 WIB Last Updated 2025-01-10T14:00:00Z

Gubernur Mahyeldi Fokus Atasi Masalah Ketenagakerjaan di Sumbar
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, bersama Gubernur Sumbar, Mahyeldi, di Unand.

Padang, Rakyatterkini.com - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menghadiri Studium Generale Seri #1 Universitas Andalas (Unand), dengan pembicara Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI Prof Yassierli, Jumat (10/1/2025). 

Mahyeldi menyatakan dan memastikan masalah ketenagakerjaan menjadi salah satu fokus kerja utama Pemprov Sumbar. Terutama sekali terkait upaya menekan angka pengangguran yang masih cukup tinggi. Untuk itu, wawasan dan masukan dari Menaker Yassierli sangat diharapkan untuk mengurai permasalahan yang dihadapi.

Dalam materi kuliah umumnya, Menaker Yassierli yang juga asli Urang Awak itu memaparkan, saat ini tantangan yang dihadapi oleh dunia ketenagakerjaan Indonesia semakin kompleks. Termasuk di antarannya, soal rendahnya kualitas tenaga kerja, serta ketimpangan yang terlihat jelas antara sektor formal dan sektor informal.

Komposisi tenaga kerja Indonesia masih didominasi oleh tenaga kerja di sektor informal, dengan tingkat pendidikan SD hingga SMP. Lebih dari 50 persen angkatan kerja kita berada di sektor ini, dan tentu ini menjadi tantangan besar dalam meningkatkan daya saing di kancah global, kata Yassierli.

Yassierli juga menyoroti rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia jika dibandingkan dengan produktivitas tenaga kerja di sejumlah negara ASEAN. 

Ini tercermin dari angka Human Capital Index (HCI) Indonesia yang meraih skor 0,53, dan berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan sejumlah negara ASEAN lainnya. Bahkan, produktivitas tenaga kerja Indonesia juga berada di bawah rata-rata ASEAN.

Ada tiga tantangan utama era digital yang dihadapi, yaitu hal-hal yang mencakup tentang kecerdasan buatan (AI), akses digital, serta robot dan antonomous systems. 

Selain itu, berdasarkan survei, diperoleh data bahwa 63 persen perusahaan menyebutkan bahwa skill gap atau kesenjangan keterampilan sebagai kendala utama dalam mengadopsi teknologi digital," kata Yassierli.

Penguasaan terhasap AI dan big data menjadi sangat penting dalam dunia ketenagakerjaan saat ini. Selain itu, peningkatan kapasitas tenaga kerja juga harus disertai dengan pengembangan soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kemampuan beradaptasi. (adpsb/isq)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update