Notification

×

Iklan

KPA Winalsa Luncurkan Sekolah Lapangan Agroforestry, Solsel Hanya Punya 15 Persen Hutan yang Bisa Dikelola

Selasa, 10 Desember 2024 | 18:59 WIB Last Updated 2024-12-10T13:03:04Z

KPA WINALSA Solok Selatan Luncurkan Sekolah Lapangan Agroforestry.

Solsel, Rakyatterkini.com - Kelompok Pecinta Alam (KPA) Winalsa Solok Selatan meluncurkan program Sekolah Lapangan Agroforestry sebagai upaya pemulihan dan peningkatan perekonomian berkelanjutan. 

Program ini ditujukan kepada  berbagai pihak, termasuk Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN), komunitas peduli lingkungan, fasilitator, dan petani di sekitar kawasan Sekretariat Winalsa dan sekitarnya.

Hendri Syarif, Ketua KPA Winalsa Solok Selatan, menyampaikan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama dalam pemulihan dan peningkatan ekonomi petani.

“Melalui program Sekolah Lapangan Agroforestry, diharapkan Winalsa dapat memberikan kontribusi positif dalam memajukan perekonomian masyarakat ke depan,” ungkap Hendri pada acara peluncuran yang berlangsung di Sekretariat Winalsa Pondok Belajar Pangan Berkelanjutan, Suka Baru, Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir.

KPA Winalsa, yang telah berdiri sejak tahun 2000, kini memiliki kesempatan untuk membekali masyarakat yang akan mengelola Perhutanan Sosial di wilayah tersebut. Hendri menjelaskan bahwa 65 persen wilayah Solok Selatan merupakan kawasan hutan negara, yang terdiri dari hutan produksi, hutan lindung, dan Taman Nasional Kerinci Sebelah (TNKS). 

Sementara 35 persen sisanya mencakup kawasan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan, dengan hanya 15 persen yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengembangan kawasan dan ekonomi.

“Dengan terbatasnya wilayah kelola, sangat sulit bagi masyarakat untuk meningkatkan ekonomi mereka. Oleh karena itu, perluasan pertanian melalui Kawasan Perhutanan Sosial menjadi langkah yang sangat penting,” jelas Hendri.

Ia juga menegaskan pentingnya mengelola hutan secara legal tanpa melanggar hukum, agar potensi ekonomi dapat dimanfaatkan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Eksekutif Walhi Daerah Sumatera Barat, Abdul Aziz, menambahkan bahwa keberadaan Walhi sejak tahun 1990 di Sumatera Barat telah menjadi jembatan bagi masyarakat untuk memperbaiki perekonomian jangka panjang, terutama melalui pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan seperti perhutanan sosial.

"Melalui agroforestry, masyarakat dapat menanam tanaman campuran seperti kopi, durian, alpukat, dan kayu manis, bukan kelapa sawit, sehingga hutan tetap terjaga dan ekonomi masyarakat meningkat," tuturnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Solok Selatan, Nurhayati, menekankan pentingnya sinergi antara Walhi dan Dinas Pertanian dalam pengelolaan hutan dan alam. 

Ia berharap agar pengelolaan hutan nagari, hutan desa, dan hutan rakyat dapat berjalan lebih efektif untuk mendukung swasembada pangan yang berkelanjutan, sesuai dengan nawacita Presiden RI Prabowo Subianto.

Menurut Nurhayati, kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui kelompok perhutanan sosial, dengan hasil yang dapat terlihat dalam Indeks Desa Mandiri (IDM) yang meningkat. "Dari 2.923 desa tertinggal di Indonesia tahun lalu, kini hanya tersisa 189 desa yang masih tertinggal," tambahnya.

Camat Sangir, Abul Abbas, juga mengimbau agar seluruh pihak dapat memperkuat persatuan dalam membangun program perhutanan sosial ini, tanpa rasa curiga satu sama lain. Ia menegaskan pentingnya merawat hutan agar generasi mendatang bisa menikmati hasilnya.

Sementara itu, Kepala UPTD KPHL Hulu Batang Hari, Hasan, menyampaikan bahwa sudah banyak dukungan yang diberikan kepada LPHN/Lembaga perhutanan sosial, termasuk peningkatan kapasitas kelompok dan bimbingan usaha.

"Tahun ini, kawasan perhutanan sosial di Solok Selatan sudah mencapai 40 ribu hektar. Namun, KPA Winalsa masih dalam tahap pembicaraan untuk mengelola kawasan tersebut," ujarnya.

Dengan adanya kolaborasi antara berbagai pihak, diharapkan program perhutanan sosial di Solok Selatan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun kelestarian lingkungan. (alwis)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update