Notification

×

Iklan

Kasus Plasenta Akreta Termasuk Tinggi di Sumbar, 1 Berujung Kematian

Sabtu, 14 Desember 2024 | 15:10 WIB Last Updated 2024-12-14T08:10:22Z

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, pada kegiatan Obstetric Gynecoligy Update 2024.

Padang, Rakyatterkini.com - Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Sumbar, kasus plasenta akreta terjadi peningkatan. Ini diduga menjadi salah satu penyebab utama dari kasus kematian ibu saat melahirkan.

Itu dikatakan Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi saat membuka kegiatan tahunan Padang Obstetric and Gynecology Update (POGU) 2024 dengan mengangkat tema "Update and Knowledge Advanced of Obstetric and Gynecology Practice" di Hotel Mercure Padang, Sabtu(14/12/2024).

Dikatakan, pada 2023 tercatat ada 113 kasus suspek plasenta akreta di Sumbar, 60 di antaranya terdiagnosis dan 1 berujung kematian. Sementara pada 2024, sudah tercatat 80 kasus suspek, dengan 55 di antaranya terdiagnosis dan 1 berujung kematian.

Untuk itu, gubernur meminta pentingnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi praktisi bidang obstetri dan ginekologi (Obgyn). Dengan tujuan agar kualitas layanan  bidang kesehatan reproduksi di Indonesia bisa semakin meningkat dan potensi ancamannya pun dapat terkendali.

"Peningkatan pengetahuan dan keterampilan itu penting bagi seorang Nakes (Tenaga Kesehatan). Jadikanlah ajang ini sebagai momentum bertukar informasi, berbagi pengalaman. Permasalahan kesehatan reproduksi di Indonesia mulai meningkat, butuh peran dan terobosan untuk mengatasinya," imbau Mahyeldi.

Sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan dibidang kesehatan reproduksi, para ahli Obgyn memiliki peran vital dalam mendukung agenda transformasi kesehatan. Tidak hanya pada layanan rujukan, tapi juga pada penguatan layanan primer.

"Saat ini, rumah sakit rujukan regional untuk penanganan plasenta akreta dan kasus fetomaternal di Sumatera Barat adalah Rumah Sakit Universitas Andalas, belum ada yang lain, tentu ini menjadi tantangan bagi kita," ungkap Mahyeldi.

Selain masalah plasenta akreta, kanker serviks juga menjadi tantangan bagi kesehatan reproduksi di Indonesia. Tentu peran para ahli Obgyn sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Prof. Afriwaldi, kasus plasenta akreta perlu menjadi perhatian seluruh pihak. Sebab, telah menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu melahirkan di Indonesia.

"Melalui forum ini, kita harapkan dapat meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan khusus reproduksi, agar kualitas layanan di Indonesia menjadi semakin meningkat," harapnya. (adpsb)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update