Rumah Sakit Universitas Andalas Padang. |
Padang, Rakyatterkini.com - Sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan dibidang kesehatan reproduksi, para ahli Obgyn memiliki peran vital dalam mendukung agenda transformasi kesehatan.
Tidak hanya pada layanan rujukan, tapi juga pada penguatan layanan primer.
"Saat ini, rumah sakit rujukan regional untuk penanganan plasenta akreta dan kasus fetomaternal di Sumatera Barat adalah Rumah Sakit Universitas Andalas, belum ada yang lain, tentu ini menjadi tantangan bagi kita," ujar Gubernur Mahyeldi.
Itu dikatakan Mahyeldi saat membuka kegiatan tahunan Padang Obstetric and Gynecology Update (POGU) 2024 dengan mengangkat tema "Update and Knowledge Advanced of Obstetric and Gynecology Practice" di Hotel Mercure Padang, Sabtu (14/12/2024).
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Sumbar, kasus plasenta akreta terjadi peningkatan. Ini diduga menjadi salah satu penyebab utama dari kasus kematian ibu saat melahirkan.
Pada 2023 tercatat ada 113 kasus suspek plasenta akreta di Sumbar, 60 di antaranya terdiagnosis dan 1 berujung kematian. Sementara pada 2024, sudah tercatat 80 kasus suspek, dengan 55 di antaranya terdiagnosis dan 1 berujung kematian.
Untuk itu, gubernur meminta pentingnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi praktisi bidang obstetri dan ginekologi (Obgyn). Dengan tujuan agar kualitas layanan bidang kesehatan reproduksi di Indonesia bisa semakin meningkat dan potensi ancamannya pun dapat terkendali.
"Peningkatan pengetahuan dan keterampilan itu penting bagi seorang Nakes. Jadikanlah ajang ini sebagai momentum bertukar informasi, berbagi pengalaman. Permasalahan kesehatan reproduksi di Indonesia mulai meningkat, butuh peran dan terobosan untuk mengatasinya," imbau Mahyeldi.
Selain masalah plasenta akreta, kanker serviks juga menjadi tantangan bagi kesehatan reproduksi di Indonesia. Tentu peran para ahli Obgyn sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Prof. Afriwaldi, kasus plasenta akreta perlu menjadi perhatian seluruh pihak. Sebab, telah menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu melahirkan di Indonesia. (adpsb)