Bus NPM trayek Padang-Jakarta. |
RAKYATTERKINI.COM - Bus-bus yang melayani rute Sumatera Barat (Sumbar) memang bervariasi, mulai dari merek, kelas layanan, hingga tarif.
Ada NPM, ANS, Gumarang Jaya, Transport Express Jaya, Palala, Miyor, Al Hijrah, dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan berbagai kelas layanan yang ditawarkan, mulai dari kelas eksekutif, Sutan Class, Luxury, Ultimate, Kudo Gadang, hingga Ninik Mamak.
Namun, meski ada banyak perbedaan antara bus-bus tersebut, satu hal yang tetap menyatukan adalah solidaritas para pengemudi bus Sumbar di jalan.
Meskipun bersaing dalam hal merek dan tarif, di lintasan mereka saling membantu tanpa memandang perbedaan.
Solidaritas dalam Kecelakaan dan Kerusakan
Menurut Ujang, seorang sopir bus Sumbar, solidaritas ini paling terlihat ketika ada armada yang mengalami kerusakan di tengah perjalanan.
Jika sebuah bus mengalami masalah, sopir lainnya tidak ragu untuk membantu, meskipun bus yang rusak itu mungkin berasal dari perusahaan yang berbeda.
"Kami harus selalu kompak di perjalanan, karena pengemudi bus Sumbar itu bersaudara," ujar Ujang, yang ditemui di Padang, Rabu (13/11/2024).
Selain itu, para sopir bus Sumbar juga saling menjaga satu sama lain, terutama saat melintas di malam hari. Dalam kondisi gelap, mereka lebih memilih untuk berkonvoi daripada saling mendahului.
Tujuan dari konvoi ini adalah agar mereka bisa saling membantu jika ada kerusakan di jalan, serta menjaga keamanan bersama.
"Jika kami konvoi, perjalanan malam jadi lebih menyenangkan, tidak ada rasa kesepian. Apalagi, setelah malam, penumpang biasanya lebih sedikit, jadi kami lebih nyaman berbicara dengan sesama pengemudi," tambah Ujang.
Solidaritas dalam Pengoperan Penumpang
Solidaritas ini juga tampak dalam cara pengemudi mengoper penumpang. Misalnya, ketika penumpang dari Jakarta naik bus NPM, kemudian harus dipindahkan ke bus lain yang melanjutkan perjalanan ke Padang karena bus NPM mengalami kendala di tengah jalan.
Ini dilakukan untuk memastikan penumpang tidak menunggu lama dan tetap bisa melanjutkan perjalanan tanpa hambatan.
"Kami tidak peduli merek busnya apa, yang penting penumpang tetap bisa sampai tujuan tanpa terganggu. Ini sudah menjadi kebiasaan kami, saling tolong-menolong," ujar Ujang.
Secara keseluruhan, solidaritas antar pengemudi bus Sumbar merupakan contoh nyata bahwa persaingan dalam bisnis transportasi tidak selalu harus menghalangi kebersamaan dan saling membantu.
Merek dan perusahaan boleh berbeda, tetapi di lintasan, mereka bersatu dan mendukung satu sama lain demi kenyamanan dan keselamatan penumpang. (*)