Pelatihan kebencanaan dan kemanusiaan di Solok Selatan. |
Solok Selatan, Rakyatterkini.com - Selama setahun terakhir, Kabupaten Solok Selatan dilanda 290 kali bencana. Dari jumlah tersebut, bencana banjir yang paling sering terjadi. Itu terungkap pada pelatihan kebencanaan dan kemanusiaan oleh PMI Sumatera Barat.
Hari terakhir pelatihan relawan PMI Kabupaten Solok Selatan Sumbar sejak satu minggu yang lalu, hampir semua pembelajaran terkait dengan kebencanaan dan kemanusiaan oleh instruktur dari PMI Sumatera Barat.
Solok Selatan termasuk daerah rawan bencana diperlukan manajemen penanggulangan bencana, di antaranya Muara Labuh, Sungai Pagu, KPGD, Pauh Duo, termasuk salah satu daerah rawan bencana di provinsi Sumatera Barat.
Mengatasi dan mengantisipasi bencana diperlukan manajemen bencana, Sabtu (16/11/2024) di lokasi objek wisata Hot Water Boom,Sapan Maluluang, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo.
Ini diungkapkan Syamsurizaldi, Sekda Solok Selatan, saat memberikan arahan sekaligus motifasi kepada calon Sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) Solok Selatan, pada hari ke enam pelatihan.
"Penerapan kebijakan dan strategi pengurangan resiko saat bencana guna mencegah risiko bencana baru, serta mengurangi resiko bencana yang ada,dan mengelola risiko sisa, yang berkontribusi pada penguatan ketahanan dan pengurangan kerugian akibat bencan," ulasnya.
Syamsurizaldi menambahkan, perlu kolaborasi semua elemen masyarakat yang ada di kabupaten berjuluk Bumi Sarantau Sasurambi ini, seperti Kolaborasi saat ini. Kolaborasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Solok Selatan.
Di Solok Selatan ini bencana alam yang paling sering terjadi ialah bencana Banjir dari 290 peristiwa bencana yang terjadi sepanjang tahun 2024 ini.
Karena Solok Selatan banyak terdapat Sungai besar dan anak-anak sungai kecil. jika curah hujan tinggi maka secara tidak langsung luapan beberapa sungai akan cepat terjadi.
Disisi lain Kepala BPBD Solok Selatan Novi Hendrix,ST selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Solok Selatan memaparkan tentang potensi bencana yang mungkin terjadi di kabupaten Solok Selatan.
Dijelaskan lebih lanjut tingkat risiko bencana kabupaten Solok Selatan RPB 2025-2029, diantaranya Banjir,Banjir Bandang,Cuaca Ekstrim,Gempa Bumi, Karhutla, Kekeringan, letusan Gunung Merapi,Likuefaksi, Tanah Longsor,semua bencana ini tergolong kelas tinggi.
Peran serta kita semua di perlukan untuk membantu para korban bencana yang terjadi atau datang secara tiba-tiba. Dengan kehadiran para relawan yang baru saja mendapat pelatihan, akan sangat membantu.
“Kami sangat bersyukuri dengan adanya saudara yang sudah membulatkan tekdt untuk bergabung menjadi relawan KSR PMI Solok Selatan ini,” tutup Novi Hendrix.
Seperti dilaporkan kepala Markas PMI Solok Selatan Hendrivon, pihaknya berterimakasih kepada para peserta yang ikut dalam pelatihan ini dan mewakili beberapa kecamatan. walaupun ada beberapa kecamatan yang tidak mengirim.
Pelatihan ini dari awal hingga selesai tidak ada kendal. Semua peserta lengkap, kesehatannya juga tidak ada masalah, akan ditutup langsung oleh ketua PMI Solok Selatan Syamsurizaldi Minggu 17/11) 2024 tengah malam ini. (alwis)