Notification

×

Iklan

Semen Padang FC Bakal Terjerembab? Menantang Prediksi Banyak Orang!

Senin, 25 November 2024 | 12:10 WIB Last Updated 2024-11-25T05:49:21Z

Semen Padang FC, menantang Prediksi banyak orang.

Padang, Rakyatterkini.com—Ada lebih dari satu media online yang berani menyebutkan kalau Semen Padang susah diselamatkan dari ancaman degradasi kompetisi Liga 1 musim ini. Separah itukah tim Kabau Sirah?

Kalau melihat peforma tim saat ini, bisa jadi apa yang diprediksi media tersebut menjadi kenyataan. Itupaun tim pelatih yang dikomandoi Eduardo Almeida, tak melalukan sesuatu untuk mengubah peforma tersebut., Tentu tak ada pelatih yang ingin timnya terjerembab lagi setelah susah payah bangkit dari kasta kelas dua menjadi kelas satu.

Meski bukan Eduardo yang mengangkat harkat dan martabat Semen Padang (SP) dari lembah liga dua ke liga satu, namun pasti, pelatih asal Portugal itu tak ingin menyia-nyiakan  harga dirinya sebagai pelatih asing, yang nota bebenya dinilai lebih baik dibanding pelatih lokal. 

Apalagi jika “dibandingkan” dengan Delvi Adri, pelatih berlisensi AFC non Pro yang sukses mengangkat citra bekas klubnya ke posisi yang sepantasnya.

Memang, media tersebut tak hanya menyebut SP FC yang bakal tergusur dari Liga 1. Ada dua tim lainnya yang diprediksi bakal senasib dengan tim dari Bukit Indarung itu. Tapi biarlah mereka menilai klub-klub lain yang bakal hilang dari daftar Liga 1 musim depan. Tapi mari kita fokus kepada klub kebanggan urang awak ini.

Kalau melihat perjalanan klub yang lahir sejak 1980 itu, semua orang akan berfikir sama. Nasib Kabau Sirah akan kembali ke kubangan berlumpur hisap. Dari analisa dan pengalaman selama berkecimpung  di lingkaran sepakbola, ini adalah nasib yang paling tragis yang dialmi Semen Padang selama tampil di Liga 1.

Ketika  terdegradasi pada musim kompetisi 2017 silam, Kabau Sirah segera bangkit musim berikutnya. Tapi sayang, hanya satu musim, kembali jatuh ke liga 2. Inilah fase terpanjang mereka di kasta kedua sepakbola Indonesia. Empat musim bertarung di Liga 2, baru terselamatkan pada musim kompetisi 2024.

Adalah mantan striker Semen Padang era 1990-an, Delvii Adri yang mengangkat kasta klub milik BUMN itu, setelah sejumlah pelatih mencoba menguji keberuntungannya di rimba Liga 2.

Tapi, akan terasa sangat naif, jika sejarah tahun 2018 terulang. Satu musim berkompetisi, lalu terjungkal lagi ke Liga 2. Setelah itu, entah seperti apa keberpihakan sejarah kepada klub legendaris kompetisi sepakbola profesional Indonesia ini.

Sebagai  klub yang telah mengukir banyak sejarah dan prestasi, harus  balik lagi ke komeptisi kelas dua. Seakan gelar juara Piala Galatama 1992 yang disandang seperti tak berarti. Belum lagi gelar runner-up Piala Indonesia 2012.

Reputasi Internasional juga ikut mewarnai perjalanan klub yang awalnya ber-home bas di stadion Imam Bonjol dan kemudian ke stadion Agus Salim. Mewakili Indonesia ke ajang Piala Winners Asia, buah dari gelar juara Piala Galatama. Meski hanya sampai perempat final.

KemudIan di tahun 2013, kembali dipercaya menjadi wakil Indonesia di Piala AFC, meski juga hanya sampai ke perempat final, karena kalah agregat gol dengan klub  East Brngal dari India 1-2 (0-1, 1-1).

Kini dengan enteng media nasional menyebut SP akan terdegradasi lagi, setelah berjuang empat musim di Liga 2, setahun di liga 1, lalu terguling lagi ke liga 2?

Terlalu pagi mereka  menerka. Memang sampai pekan ke 11 kompetisi Liga 1, SP baru mengemas enam poin. Hasil sekali menang dan tiga kali seri. Dan sudah lima pekan menghuni dasar klasemen sementara.

Tetapi mereka lupa, bahwa kompetisi belum menuju akhir. Tetapi masih belum separoh jalan. Putaran pertama menyisakan enam pertandingan lagi. Putaran kedua ada 17 pertandingan yang akan dilalui. Total 23 pertandingan yang akan bisa mengubah segalanya. Tentu dengan syarat ada perubahan signifikan dalam tim.

Oke, sisa putaran pertama tak bisa diselamatkan. Tetapi ada 51 poin lagi yang akan mengubah segalanya. Berapa persen poin yang bisa diambil dari 51 poin tersebut?

Kunci untuk selamat, harus ada keberanian dari Penguasa Klub untuk merevolusi semua lini. Mulai dari pemain, pelatih sampai kepada manajemen tim. Karena Muhammad Iqbal dan kawan-kawan butuh soliditas dan semangat yang bisa memotivasi. Seperti apa?

"Saya yakin, para pemegang kebijkan di tim ini pasti paham dengan kondisi yang ada. Tentu tak sekadar paham, tetapi juga mengubah paham itu menjadi saham positif untuk tim." Selamat berjuang Kabau Sirah…! (Rra)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update