John Kenedy Azis dan Rahmat Hidayat saat memberikan keterangan pers. |
Padang Pariaman, Rakyatterkini.com – John Kenedy Azis (JKA) dan Rahmat Hidayat berhasil meraih kemenangan dalam Pilkada Padang Pariaman pada Rabu (27/11/2024).
Pasangan ini unggul telak dengan perolehan suara yang signifikan, mengalahkan pasangan petahana, Suhatri Bur-Yusdianto.
Berdasarkan hasil penghitungan cepat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), JKA-Rahmat meraih 91.630 suara atau sekitar 57,3% dari total suara sah.
Sementara itu, Suhatri Bur-Yusdianto hanya memperoleh 68.062 suara atau 42,6%. JKA-Rahmat unggul dengan selisih 23.569 suara.
Kemenangan JKA-Rahmat disambut meriah oleh masyarakat Padang Pariaman, terutama di beberapa kecamatan seperti Kecamatan IV Aua Malintang, Sungai Garinggiang, Enam Lingkuang, Lubuak Aluang, dan Batang Anai.
Di kampung halaman JKA, yakni Sungai Garinggiang, ratusan warga merayakan kemenangan tersebut dengan pawai gandang tassa, meneriakkan "Allahu Akbar" sepanjang jalan.
Di posko pemenangan JKA-Rahmat yang terletak di Sunua, Kecamatan Nan Sabaris, suasana juga sangat ramai. Ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, tokoh agama, pemuda, serta ibu-ibu Bundo Kanduang dari 17 kecamatan, hadir untuk memberikan ucapan selamat.
John Kenedy Azis dalam pidato kemenangan mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Padang Pariaman atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan.
Ia menegaskan bahwa kemenangan ini adalah kemenangan bersama, kemenangan seluruh masyarakat Padang Pariaman.
“Kami akan menjadi pemimpin yang amanah, tidak membeda-bedakan antara satu dengan lainnya. Baik pendukung, maupun yang tidak mendukung, orang kaya maupun miskin, petani, nelayan, dan saudagar akan diperlakukan sama,” ujar JKA dalam jumpa pers, Rabu malam.
JKA juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam membangun Padang Pariaman ke depan, sesuai dengan moto kampanyenya, ‘Basamo Membangun Nagari’.
Ia mengakhiri sambutannya dengan pesan agar setelah Pilkada ini, semua pihak dapat kembali bersatu, dengan mengutip pepatah Minangkabau, “Biduak lalu, kiambang batawik.” (dr)