Pelatih sepakbola asal Sumbar yang mewarnai pentas sepakbola Indonesia. |
Padang, Rakyatterkini.com—Pentas pertarungan sepakbola kasta kedua komeptisi Liga Indonesia semakin ketat. Saling susul pada urutan klasemen sementara terus berlangsung. Sampai pekan ke-11. Nyaris di semua grup belum menampakan peluang pasti untuk lolos ke babak delapan besar.
Dari tiga grup yang tengah berkompetisi, diikui 26 klub yang berasal dari 17 klub liga 2, ditambah tiga klub yang degradasi dari liga 1 dan enam kliub promosi dari Liga 3. Peringkat 1 sampai 3 grup A dan B lolos ke babak delapan besar plus juara dan runner-up grup C. Sisanya 18 klub lainnya akan terus berkompetisi dan dibagi dalam tiga grup untuk bertahan di Liga 2.
Tapi, bahasan tentang liga 2, sudah banyak bersileweran di berbagai media online. Untuk itu mari fokus kepada Grup A saja. Karena ada fakta-fakta unk dan menarik yang layak untuk diketahui
Dari sembilan klub yang bersaing di grup A, ada empat tim Sumatera; Persiraja, PSMS, PSPS dan Sriwijaya. Lima klub lainnya berasal dari pulau Jawa, seperti Perskota, Bekasi FC, Dejan FC, Persikabo dan PSKC Cimahi. Menariknya, sembilan klub ini, ada lima pelatih yang bersentuhan dengan Ranah Minang.
Dari empat tim Sumatera, hanya PSPS yang musim ini tidak ditangani pelatih asal Sumatera Barat. Tim Askar Batuah ditukangi mantan bek sayap nasional Aji Santoso. Sementara lainnya, Persiraja dilatih Akhyar Ilyas. Pelatih lokal Aceh, yang pernah bersentuhan dengan Padang. Karena pemain belakang ini adalah stoper Semen Padang era 2000-an.
Surut ke Medan. Tim Ayam Kinantan kini diarsiteki oleh mantan pelatih Timnas Nil Maizar. Pelatih asal Payakumbuh itu didapuk manajemen PSMS untuk membawan tim kebanggaan kota Medan itu untuk promosi ke Liga 1 musim depan.
Sriwijaya FC yang awalnya dipercayakan kepada mantan pelatih Semen Padang, Jafri Sastra, kini dipegang oleh mantan pelatih Semen Padang, Hendri Susilo. Jafri dipecat karena tak mampu mengangkat timnya pada awal-awal kompetisi. Sedang Hendri Susilo dipecat dari Semen Padang dengan kasus yang sama.
Tim lain yang ditangani pelatih Sumbar adalah Persikota Tangerang. Mantan striker Semen Padang era 90-an itu, dipercaya sejak awal kompetisi dan masih bertahan di tampuk pelatih kepala. Peforma timnya yang kini sedikit menurun, belum membuat manajemen klub mengambil langkah ekstrim untuk pelatih yang membawa Semen Padang promosi ke Liga 1 musim ini.
Cukup? Belum. Masih ada satu klub lagi yang ada sentuhan Padangnya. Adalah PSKC Cimahi. Klub asal Kabupaten Bandung itu, dilatih Kas Hartadi. Mantan pelatih PSIM Yogyakartaini tak melepas Asistennya ketika di PSIM, Weliansyah.
Mantan pemain PSP dan Semen Padang itu selalu dipertahankan Kas Hartadi sebagai pendampingnya. Sampai pekan ke-11 Liga 2, PSKC termasuk tim yang masih punya harapan besar untuk maju ke babak delapan besar.
Baik Persriraja, PSMS, Persikota maupun PSKC, masih punya asa untuk memenuhi harapan manajemen, lolos ke babak delapan besar dan selanjutnya mampu mengangkat timnya promoisi ke Liga 1 musim mendatang.
Di pentas Liga 1, didominasi oleh pelatih asing. Paling tidak hanya empat klub yang ditangani pelatih lokal. Salah satunya adalah PSBS Biak, yang dilatih Emral Abus, alias Uncu. Instruktur pelatih asal Bayang, Pesisir Selatan itu, dipercaya memegang klub asal daratan Papua itu sejak pekan ke-8, menggantikan Juan Esnaider yang dipecat awal kompetisi lalu.
Selain Uncu, pelatih lokal lainnya adalah Rahmad Darmawan (Barito Putra), Madura United (Widodo Cahyono Putra?), Malut United (Imran Nahumaruri). (Rra)