Rizal Rajo Alam |
PERSAINGAN perebutan tiket Piala Dunia Zona Asia sudah di paruh ronde ketiga. Negara-negara yang sejak beberapa musim terakhir menjadi langganan Piala Dunia, masih tetap mendominasi klasemen di masing-masing grup.
Kekuatan Asia Timur dan Barat, suka atau tidak suka, masih dominan dalam perolehan poin. Nampaknya peta penyebaran tiket untuk tampil di pentas paling tinggi sepakbola sejagad itu masih mengitari negara-negara langganan pesta sepakbola sekali empat tahun itu.
\Tak sulit kalau kita membuat analisa dan kajian negara yang bakal lolos dari daratan Asia. Negara-negara Ras Kuning, seperti Jepang, Korea Utara dan Korea Selatan., hampir pasti memperoleh tiket turnamen yang dulu bernama Julis Rimet Cup.
Lalu, lapis kedua adalah kekuatan Timur Tengah, negara-negara yang berada di kawasan Asia Barat. Ada Irak, Iran, Uni Emrirat dan Arabu Saudi. Sejauh ini, negara-negara tersebutlah yang mampu bersaing dengan kekuatan Asia Timur. Dan sejarah mencatat, baru negara tersebutlah yang punya peluang di atas 70 persen untuk lolos pada 11 Juni-19 Juli 2026 nanti.
Lalu ada kekuatan yang berpaling dari zona Asia Pasifik ke Asia. Itulah negara Dominion Inggris Raya, Australia. Sejak negara ini bergabung dengan Asosiasi Sepakbola Asia (AFC) 2006 silam, Negara Kanguru ini menjadi penarung dan menambah kesulitan negara-negara Asia Tenggara untuk mengenyam impian ke Piala Dunia.
Kini, sampai ronde ketiga kualifikasi Grup C Asia, hanya Indonesia yang menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masih bertahan. Dari empat laga yang sdh berjalan, Tim Merah Putih masih terseok di peringkat lima dengan torehan tiga poin. Sementara yang lolos otomatis adalah juara dan runner-up.
Memang masih ada enam pertandingan sisa. Dan asa untuk mendapatkan posisi realistis sebagai runner-up grup belum terkunci rapat. Namun jangan terlalu berharap, karena persaingan semakin ke depan semakin sarat rintangan. Sedang tiket tersisa dipastikan hanya satu, melalui posisi kedua Grup C. Posisi puncak rasanya tak mungkin lepas dari kekuasaan Negara Samurai Biru, Jepang.
Dari enam pertandingan itu, dua di antaranya melawan Jepang. Jumat 15 November di Stadion Utama GBK dan sekali lagi di kanfang Jepang. Lalu menjamu Arab Saudi, Bahrain dan Cina di tempat yang sama serta dijamu Australia di kandang mereka.
Jepang, Arab Saudi, Bahrain dan Cina bukanlah tim-tim yang bisa dikalahkan denagn mudah. Hampir dipastikan kontra Jepang di kandang dan kandang lawan, Indonesia hanya akan menuai nol poin. Artinya sulit untuk mendapat hasil seri apalagi menang,
Sejarah memang pernah mencatat kalau Indonesia pernah membantai Jepang dengan skor fantastis, 7-0. Tapi itu dulu. Dulu, 36 tahun silam pada turnamen Piala Merdeka Malaysia. Di Turnamen yang sama 1976, Indonesia juga membantai Jepang 6-0. Bahkan di kandang Jepang sendiri pada turnamen Japan Cup 1979, Merah Putih juga berkibar dengan keunggulan 4-0.
Tetapi sejak era 80-an, Jepang bangkit. Mereka tak hanya mampu mensejajarkan dengan Indonesia, tetapi jauh melampaui perkembangan sepakbola negeri kita.
Babak kualifikasi Piala Dunia 1989, Jepang sudah menggunduli Indonesia 5-0. Terakhir di Piala Asia Janurai 2004 lalu, Garuda Asia takluk 3-1. Dan Jumat, 15 November adalah pertemuan kedua mereka di tahun 2024.
Tetapi sebagai bangsa yang besar, tentu tak boleh pesimis. Tekad dan semangat untuk meraih kemenangan sekaligus tiket Piala Dunia tak boleh kendor. Meski Jepang adalah peringkat 15 Dunia, bukan tidak mungkin bisa dikalahkan oleh peringkat 129 seperti Indonesia.
Paling tidak tim asuhan Shin Tae Yong sudah membuktikan dengan menahan imbang dua peringkat yang lebih tinggi, seperti Australia dan Arab Saudi. Bahkan melawan Bahrain kita nyaris menang kalau saja pertandingan diakhiri wasit sesuai jadwal.
Sikap optimis tak boleh padam. Namun sikap realistis juga harus disiapkan. Karena semua negara yang satu grup dengan Indonesia memeiliki peringkat FIFA di atas Tim Garuda Asia.
Kalaupun kita gagal, setidaknya Indonesia sudah mencatatkan reputasi terbaik di kualifikasi Piala Dunia tahun ini, dengan menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang melenggang sampai ke ronde ketiga. Thailand dan Vietnam saja yang juga unggul peringkat fifa, tak kuasa menembus putaran ketiga ini.
Mari selalu optimis sambil berfikir realistis. Rizal Rajo Alam