![]() |
BPBD Provinsi Sumbar dan Solok Selatan fungsikan nagari dalam penanganan kebencanaan. |
Pjs. Bupati Solok Selatan perwakilan Sekretaris Daerah H. Syamsurizaldi mengatakan perlunya informasi dari pemerintah kecamatan dan nagari terhadap bencana. Sebab, pemerintahan kedua terdepan ini akan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Solok Selatan merupakan daerah rawan bencana. Hampir setiap tahun dilanda bencana alam dan non alam. Menurut data BPBD, faktor ini mempengaruhi peningkatan urbanisasi penduduk, degradasi lingkungan, dan kemiskinan, kata Syamsurizaldi dalam pembukaan Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana di Hotel Pesona Alam Sangir , Kamis (24/10/2024).
“Dengan pelatihan ini diharapkan dapat menambah pemahaman nagari tentang kebencanaan. Dengan haeapan penanggulangan yang cepat dan efektif menuju tanggap dan tangguh menghadapi bencana Solok Selatan,” lanjutnya.
Sekda menegaskan, dengan adanya Perda Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, paradigma penanggulangan bencana di Indonesia yang awalnya perspektif responsif menjadi perspektif preventif. Di dalamnya sudah mencakup mitigasi pencegahan.
Diharapkan dengan perubahan paradigma ini, pemerintah nagari sudah mulai memitigasi risiko, penanganan saat terjadi bencana, hingga penanganan pasca benacana.
Tujuan diselenggarakannya pelatihan ini agar aparat kecamatan dan nagari dapat memahami peran dan fungsi dalam oelaksanaan kegiatan kebencanaan pra-bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Selain itu juga bisa mengungkap pemanfaatan dana APB Nagari untuk kegiatan kebencanaan.
Target lainnya adalah terbentuknya Kelompok Sadar Bencana dan Desa Tangguh Bencana di Solok Selatan.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari BPBD Provinsi Sumatera Barat, serta BPBD dan Dinas Sosial-PMD Solok Selatan. Diikuti oleh perwakilan kecamatan dan nagari se-kabupaten Solok Selatan. (alwis)