Notification

×

Iklan

Perkembangan Politik di Indonesia Menurut Sudut Pandang Gen-z

Rabu, 16 Oktober 2024 | 09:49 WIB Last Updated 2024-10-16T02:56:21Z

Ilustrasi. | detikcom

RAKYATTERKINI.COM - Gen-z tak hiraukan lagi politik di Indonesia, apakah benar? Istilah Gen-z mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita.

Gen-z adalah kelompok orang yang lahir antara pertengahan tahun 1990an dan awal tahun 2010an. Istilah politik pun bukan hal yang baru saja didengar. Lalu apa itu politik? 

Menurut Max Weber, politik adalah suatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Politik bisa jadi berita yang hangat dan asik untuk di perbincangkan bagi beberapa kalangan, tapi apakah benar Gen-z sudah tak peduli lagi akan perpolitikan yang ada di Indonesia.

Mengutip rumusan Peter Merkl yaitu politik dalam bentuk yang paling buruk adalah perebutan kekuasaan kedudukan dan kekayaan untuk kepentingan diri sendiri. 'Political at itsworst is a selfish grab for power glory and riches'. (Buku Dasar-Dasar Ilmu Politik).

Lalu apa hubungan kutipan tersebut dengan Gen-z, ya tentu saja sangat berhubungan karena tak sedikit Gen-z yang berfikir politik hanyalah memuat kepentingan untuk beberapa kelompok saja.

Politik di Indonesia mengarah ke arah yang buruk karena adanya oligarki dantidak adanya oposisi terhadap pemerintah, ucap seorang mahasiswa Ilmu politik Universitas Andalas, Ghazy.

Ia memperkuat opini Gen-z memang menganggap politik hanya berpihak pada kelompok-kelompok tertentu. Pembahasan sebagai pilar generasi emas 2045, tentunya Gen-z memiliki peranan penting dalam politik di Indonesia, yang mana penduduk Indonesia sekarang didominasi oleh Gen-z dengan jumlah 75.49 jiwa menurut sensus penduduk tahun 2020.https://rumahpemilu.org/politik-gen-z/.

Namun menurut sudut pandang saya, yang juga sebagai bagian dari Gen-z, opini bahwa "Gen-z tak peduli lagi politik" itu bisa jadi salah, karena tak sedikit juga Gen-z yang ikut berpartisipasi
dan terlibat dalam dunia politik.

Perspektif di kalangan umum Gen-z di Indonesia di anggapremaja lugu terhadap situasi politik, padahal Gen-z memiliki cara berpolitik yang sangat berbedadengan generasi sebelumnya (Baby boomers dan Millenial) Gen-z punya cara tersendiri yangunik, kreatif dan inovatif.banyak remaja atau pemuda yang masih peduli akan dunia politik.

Bahkan Gen-z bisa sangat peduli dengan cara mempengaruhi opini publik lewat sosial media dan tak sedikit juga para Gen-z yang berani mengkritik pemerintah.

Contohnya saja Bima Yudho Saputro seorang konten kreator dari Kabupaten Lampung Timur menyampaikan kritikannya di sosial media tentang pembangunan Lampung yang di anggap tidak mengalami kemajuan.https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/04/17/kritik-bima-dan-kepedulian- generasi-z-pada-pembangunan.

Lalu apa sebenarnya yang menjadi tantangan Gen-z untuk bisa peduli terhadap politik di Indonesia?

Menurut saya kurangnya pendidikan politik merupakan faktor utama Gen-z tak peduli politik. Namun tak hanya itu timbulnya rasa kekecewaan terhadap sistem politik Indonesia yang tak berjalan sebagaimana mestinya, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Gen-z tak ingin berpartisipasi dalam dunia perpolitikan. 

Bagaimana caranya agar Gen-z memiliki minat kembali terhadap politik di Indonesia ?

Mengadakan sosialisasi mungkin bisa menjadi alternatif untuk bisa mengajarkan pendidikan politik bagi Gen-z, namun tak hanya itu pemerintah perlu memberikan ruang yang lebih eksklusif
untuk para Gen-z berdiskusi mengenai politik. (*)

Penulis: Rahmi Maulidia 


IKLAN



×
Berita Terbaru Update