![]() | |
Menbud Fadly Zon resmikan Museum Sastra Indonesia, didampingi Sastrawan Taufik Ismael dan Plt. Gubernur Audy Joinaldy. |
Keberadaan museum tersebut menjadi kebanggaan bagi
Sumbar sebagai salah satu rahim kelahiran banyak sastrawan terkemuka Indonesia
nasional.
Dalam sambutannya pada kegiatan yang
dihelat di Rumah Puisi Taufiq Ismail dan bersisian dengan Rumah Budaya Fadli
Zon tersebut, Menbud menyebutkan bahwa khasanah kesusasteraan Indonesia sangat
kaya dan berakar pada budaya tradisi dan budaya modern yang sangat kuat. Hal
ini pula yang mendasari pentingnya keberadaan Museum Sastra Indonesia.
"Oleh karena itu kita meresmikan
museum sastra di Sumbar, yang akan menjadi kantong sastra Indonesia. Sebab,
banyak koleksi kesusasteraan yang terpajang di museum ini. Ada 8.000-an judul
buku dan ini akan terus kita tambah. Kemudian, ada memorabilia para sastrawan
seperti tulisan tangan, manuskrip, kacamata, mesin ketik, lukisan, dan lain
sebagainya," ucap Menbud Fadli.
Ia juga menekankan, bahwa Indonesia
memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dapat dianggap sebagai negara super
power kebudayaan, dan bahkan sangat layak menjadi ibu kota budaya dunia.
Kekayaan budaya itu, sambungnya, berakar pada sejarah peradaban yang merupakan
salah satu peradaban tertua di dunia.
"Budaya dan sejarah yang kita miliki
adalah bagian dari kekayaan nasional. Ketika kita telah menyadarinya sebagai
sebuah kekayaan nasional, maka kita akan lebih menghargai
peninggalan-peninggalan budaya, menghargai keberadaan museum, serta menghargai
karya seni budaya yang merupakan ekspresi atas kekayaan budaya itu
sendiri," ujar Menbud Fadli lagi.
Peresmian Museum Sastra Indonesia sendiri,
sambungnya, menjadi langkah awal dalam meningkatkan standar dan kualitas
seluruh museum yang ada di Indonesia. Ia pun mengajak seluruh pihak serta
masyarakat, agar terus menumbuhkan rasa memiliki atas kekayaan budaya yang dipunyai.
"Orang yang beradab adalah orang yang menghargai budayanya," ucapnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Plt
Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya
atas peresmian Museum Sastra Indonesia di Sumbar, yang merupakan museum sastra
pertama yang diresmikan oleh Menteri Kebudayaan di Indonesia.
"Kita sangat bangga karena Menteri
Kebudayaan dan Wakil Menteri Kebudayaan adalah putra Minang. Selain Bapak
Menteri Fadli dari Lima Puluh Kota, Bapak Wamen Giring Ganesha juga berasal
dari Talu Pasaman Barat. Hari ini, beliau meresmikan museum sastra pertama di
Indonesia, dan kunjungan ke Sumbar hari ini juga kunjungan kerja pertama beliau
ke daerah," ujar Audy.
Peresmian Museum Sastra Indonesia di
Sumbar, sambung Audy, adalah anugerah yang tak ternilai bagi Sumbar. Serta,
menjadi sebuah penegasan atas status Sumbar sebagai salah satu daerah tempat
lahirnya banyak sastrawan kaliber nasional. "Kita mengucapkan ribuan
terima kasih atas kesediaan Bapak Menteri untuk menetapkan dan meresmikan
Museum Sastra Indonesia ini," ujarnya lagi.
Selain Menbud juga ihadir Wamenbud RGiring
Ganesha, dan sejumlah tokoh nasional, antara lain Sastrawan Legendaris asal
Sumbar, Taufiq Ismail; Wakil Duta Besar Indonesia untuk Unesco, Ismunandar;
Ketua Bundo Kanduang Sumbar, Prof Raudha Thaib; Rektor ISI Padangpanjang, Febri
Yulika, Sastrawan Jose Rizal Manua, Budayawan Mak Katik, dan sejumlah tokoh dan
budayawan lainnya.
Usai peresmian Museum Sastra Indonesia, Plt
Gubernur Audy turut mendampingi Menbud Fadli Zon dalam menghadiri kegiatan
Opening Ceremony Dies Natalis 59 Tahun Institut Seni Indonesia (ISI)
Padangpanjang dan memberikan Kuliah Umum di Gedung Pertunjukan Hoeridjah Adam,
dengan mengangkat tema Transformasi Apresiasi Seni Budaya Berbasis Platform
Digital. (adpsb/isq)