![]() |
Rizal Rajo Alam. |
Memang, untuk saat ini sedikit jalan yang bisa dilakukan. Jalan itu menambah semangat dan daya juang para punggawa Kabau Sirah, Karena sudah terbukti, mengganti Hendri Susilo (HS) sebagai pelatih kepala tidak mengubah langkah Rosad Setiawan dan kawan-kawan ke arah yang lebih baik.
Ibaratnya, ketika kepala yang terasa sakit, yang dikasih adalah obat diare. Tak menyentuh sumber penyakit yang sebenarnya, Kepala tetap berdenyit. Lambung yang aman dikasih obat diare, jutsru menjadi diare,
Tetapi, sudahlah. Keputusan memecat HS adalah seperti meraba dikegelapan. Apa yang dianggap itu dianggap sebagai penghalang. Ketika cahaya mulai terang, yang dianggap penghalang tadi hanyalah lembaran daun kering. Ringan, kecil dan bisa tersapu angin.
Hingga putaran pertama berakhir, harapan para pendukung Semen Padang masih tetap menjadi harapan. Tak ada kepastian dan jaminan akan terjadi perubahan signifikan. Tapi bukan berarti tak ada harapan yang sama sekali. Masih belum ada harapan untuk keluar dari zona merah degradasi.
Kalaupun tidak mampui bersaing di level papan atas, pasukan Eduardo Almeira harus tetap berjibaku di papan bawah. Sukur-sukur bisa naik ke papan tengah. Berada di zona hijau. Nanti di putaran kedua, tak terlalu lelah untuk bertahan dan mempertahankan tiket sederhana, bertahan di Liga 1.
Asa untuk lebih baik sudah mulai berhembus. Meski belum ada kejelasan dan sumber resmi yang bisa dijadikan referensi, paling belum ada signal kuat untuk berbuat guna memperbaiki kinerja tim pada paroh musim kedua.
Obat mujarab yang akan bisa menghilangkan “Sakit Kepala” Labau Sirah adalah memperbaiki kualitas para pemain. Dalamarti mengganti sebagian besar pemain yang ada saat ini dengan peforma yang lebih menjanjikan. Boleh minyak habis, tetap sambal yang nikmat terasa nikmat dan nikmat disantap.
Salah satu wacana yang mencuat, adalah dengan mendatangkan salah bintang Timnas asal Blora, Jawa Tengah. Bek sayap Tim Garuda Asia berusia 23 tahun itu, kini bermain untuk Suwon FC, klub liga 1 Korea Selatan. Konon kontrak menantu anggota DPR RI asal Sumbar, Andre Rosiade itu, akan berakhir pada Desember mendatang,
Mungkinkah mantan pilar lini belakang PSIS Semarang itu berlabuh di Ranah Minang?
Tak ada yang tak mungkin. Bahkan jalan untuk mendatangkan mantan pemain Tokyo Verdy Jepang itu lebih lempang dibandung bintang-bintang Timnas lainnya. Ada paling tidak statusnya sebagai sumando urang awak, menjadi satu kredit poin untuk langkah mudah mendapatkan pemain yang terkenal dengan lemparan khasnya.
Garansi kedua adalah posisi Mertua Arhan selaku Penasehat Tim Semen Padang FC. Kalau Andre Rosiade mau dan berkeinginan menantunya utama untuk tim dari Bukit Indarung, maka jalan akan semakin mulus untuk Arhan berkostum Kabau Sirah.
Tentu persoalannya bukan sekadar itu saja. Banyak faktor yang harus disiapkan Manajemen Kabau Sirah. Termasuk ketersediaan angka-angka. Karena, meski Arhan menantu Andre, tetapi semua harus berlaku aturan profesional dalam industri sepakbola Indonesia. Melihat dari nilai pasar seorang mantan Kapten Timnas tersebut, Arhan berbandrol 200 ribu euro, atau kisaran Rp3,5 miliar.
Mungkin nilainya tidak terlalu rumit bagi manajemen Semen Padang. Termasuk kecil lah. Tapi ingat, jika Semen Padang serius menghadapi putaran kedua, mereka tak hanya butuh Pratama Arhan. Tapi juga butuh bintang sekelas Arhan lainnya..
Menanganggapi kabar bahagia tentang Arhan, CEO Semen Padang FC, Win Benardino menyebut rumor baru sebatas. Namun menghentikannya akan mencoba mem-follow-up isu tersebut. Karena bukan tidak mungkin mendatangkan pemain sekelas mantan Timnas U-19 itu.
Yang pasti Win menyebutkaan, kalau ada keinginan yang kuat dari semua elemen klub untuk bisa tampil lebih baik di putaran kedua nanti, selain berkonsentrasi penuh menyelesaikan sisa putaran pertama. Kabau Sirah pada putaran kedua adalah Kabau Sirah yag sudah cukup asupan gizinya. Dan siap menyerang semua lawan. (*)