Notification

×

Iklan

Pertama di Sumatera, Sawahlunto Bangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

Senin, 29 April 2024 | 21:17 WIB Last Updated 2024-04-29T14:17:51Z

Windi, Direktorat Penanganan Sampah Kementerian LHK, didampingi Kadis KP2LH, Adrius Putra.

Sawahlunto, Rakyatterkini.com - Berawal 2022 Pemko Sawahlunto mengajukan proposal pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang akan menghasilkan Refuse Derived Fuel (RDF), Bahan Bakar Alternatif Pengganti Batubara. 

Proposal ini diantarkan langsung oleh walikota saat itu Deri Asta bersama Kadis DKP2LH Sawahlunto, Adrius Putra, setelah dua tahun baru proposal tersebut disetujui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Ini murni 100 ℅ anggaran Kementerian LHK, bukan DAK," ujar Windi, Direktorat Penangan Sampah Kementerian LHK, yang memimpin rombongan meninjau persiapan terakhir lokasi pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sawahlunto di Dusun Kayu Gadang, Desa Santur, Kecamatan Barangin, Senin (29/4/2024).

Menurutnya, proyek ini merupakan tonggak baru dalam penanganan sampah di Sawahlunto. 

Pengolahan Sampah Terpadu Refuse Derived Fuel (PST-RDF) ini merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers, proses menjadikan sampah berupa potongan-potongan kecil seragam, yang diolah menjadi briket atau pelet sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran pengganti batubara. 

Kadis KP2LH, Adrius Putra secara terpisah menyampaikan, hasil produk dari PST - RDF ini akan dibeli sepenuhnya oleh PLN -PLTU Ombilin Sijantang. 

"Dalam waktu dekat ini kita akan menandatangani Nota Kesepakatan dengan PLN - PLTU Ombilin Sijantang di Jakarta, untuk membeli produk kita ini, karena sesuai spesifikasi yang ditetapkan oleh PLN-PLTU Ombilin Sijantang untuk menggantikan batubara," paparnya. 

PLN-PLTU Ombilin Sijantang juga akan terlibat dalam pembangunan PST-RDF ini dengan membantu menyediakan mesin yang mempunyai kapasitas besar dalam pengolahan sampah nantinya. 

Secara bertahap kapasitas mesin saat ini hanya mampu mengolah sampah sebanyak 3 - 5 ton perhari akan ditingkatkan menjadi 15 - 20 ton perhari, karena kebutuhan PLN - PLTU Ombilin Sijantang terhadap pelet atau briket ini sekitar 15 ton perhari," pungkasnya. (ris1)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update