Notification

×

Iklan

Aktivis Perlindungan Hewan Desak Meliá Hotel Penuhi Janji Cage-Free Mereka

Kamis, 21 Maret 2024 | 05:00 WIB Last Updated 2024-03-21T02:53:08Z


Jogyakarya, Rakyatterkini.com - Lanjutan kampanye 'Heartless Hospitality' yang digagas oleh Animal Friends Jogja (AFJ) serta Act For Farmed Animals (AFFA), bersama dengan Open Wing Alliance (OWA).

Koalisi yang melibatkan hampir 100 organisasi di 72 negara di enam benua, pada awal Maret, kedua organisasi tersebut melakukan aksi di depan Hotel Melia Yogyakarta dan Jakarta, dengan membagikan selebaran kepada para pejalan kaki.

Di Jakarta, aksi tersebut diadakan di Gran Melia Jakarta dengan empat aktivis berpartisipasi, sedangkan di Yogyakarta, aksi diadakan di depan Hotel Melia Purosani dengan tujuh aktivis bergabung. 

Beberapa aktivis di Yogyakarta juga menyampaikan selebaran kepada staf yang bekerja di Hotel Meliá. Selebaran yang dibagikan memuat fakta-fakta mengenai penderitaan ayam petelur dalam kandang baterai serta bagaimana Meliá Hotel, sebagai bagian dari grup manajemen hotel global, tidak memenuhi janji komitmennya untuk bebas kandang (cage-free).

Meskipun Meliá Hotel telah berjanji untuk menghilangkan telur kandang baterai sepenuhnya dari rantai pasokannya pada tahun 2025, namun tenggat waktu tersebut diubah menjadi tahun 2026 dengan hanya mencakup sebagian properti hotel dalam komitmen globalnya, yaitu semua properti yang dimiliki dan disewakan, tanpa menerapkannya di properti yang dikelola dan diwaralabakan.

Kampanye Heartless Hospitality menyoroti kesenjangan yang signifikan antara janji perusahaan, transparansi, dan kemajuan nyata. 

Ini juga mengikuti peluncuran laporan terbaru tentang kesejahteraan hewan secara global dalam industri perjalanan: Fair and Fowl: Edisi Perjalanan Global. 

Laporan ini menyoroti ketidaksesuaian etis dalam industri perjalanan, dengan mengungkap perusahaan-perusahaan yang telah berkomitmen untuk menyediakan telur bebas kandang dalam rantai pasokan mereka, tetapi menolak untuk secara terbuka mengungkapkan kemajuan mereka.

Dalam industri perhotelan, banyak perusahaan terkemuka telah beralih ke sistem bebas kandang dan berhasil mendapatkan pasokan telur bebas kandang 100%, termasuk JetBlue, Dorchester Collection, Motel One, dan Starhotels, ungkap Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye dari Animal Friends Jogja.

Beberapa negara di Eropa telah menghapuskan penggunaan kandang baterai secara keseluruhan, seperti Austria, Luksemburg, dan Swiss, sementara banyak negara lain telah menetapkan undang-undang yang akan berlaku dalam beberapa tahun mendatang. 

Di Amerika Serikat, sebelas negara bagian telah melarang penggunaan kandang baterai untuk ayam petelur, termasuk Arizona, California, Colorado, Massachusetts, Michigan, Nevada, Ohio, Oregon, Rhode Island, Utah, dan Washington.

Saat ini, sekitar 80% ayam petelur hidup dalam kandang yang sempit, yang tidak memungkinkan mereka untuk melakukan perilaku alami seperti mengembangkan sayap sepenuhnya, bertengger, atau mengais tanah. Sistem kandang baterai dapat meningkatkan tingkat stres, risiko penyakit reproduksi, dan menyebabkan masalah kesehatan tulang pada ayam petelur.

Mengapa Telur Bebas Kandang Penting?

Dengan meningkatnya tuntutan konsumen akan praktik yang lebih etis dan pertanggungjawaban perusahaan, investor semakin memprioritaskan perusahaan yang menunjukkan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG) yang lebih baik. 

Sampai saat ini, lebih dari 2.500 perusahaan terbesar di dunia telah berkomitmen untuk menghapuskan kandang dari rantai pasokan mereka, dan hampir 1.200 di antaranya telah menyelesaikan transisi ke telur bebas kandang.

Permintaan akan telur bebas kandang semakin meningkat di antara konsumen, seiring dengan keinginan akan transparansi perusahaan, standar pangan yang etis, dan investasi ESG. 

Merek-merek hotel di seluruh dunia mengambil langkah-langkah untuk menghapuskan kandang baterai dari rantai pasokan mereka," kata Elfha Shavira, Manajer Kampanye dari Act for Farmed Animals. 

"Meliá Hotels seharusnya dapat melaporkan kemajuan mereka secara terbuka kepada publik. Sebagai perusahaan perhotelan global, mereka harus mendengarkan keinginan konsumen sebelum tertinggal jauh oleh pesaing-pesaingnya, dan sebelum dianggap melanggar undang-undang yang semakin diterapkan di berbagai negara yang telah melarang praktik-praktik ini," tambahnya. (rel)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update