![]() | |
Kapal Perang AS USS Mason di Laut Merah. | Foto AFP |
RAKYATTERKINI.COM - Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan ultimatum kepada kelompok Houthi setelah berhasil menenggelamkan tiga perahu milik mereka di Laut Merah.
Kejadian tersebut, yang terjadi pada Minggu (31/12), menunjukkan ketidaksetujuan AS terhadap serangan terhadap kapal komersial dan pedagang di wilayah tersebut.
Helikopter AS terlibat dalam tindakan menenggelamkan perahu Houthi dan menewaskan orang-orang di dalamnya. Langkah ini diambil untuk mencegah konflik meluas di Timur Tengah, meskipun AS tetap tegas dalam membela diri.
Meskipun AS berupaya menghindari eskalasi dengan tidak melakukan serangan langsung di Yaman, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby menyatakan bahwa tindakan akan terus diambil untuk membela diri.
Kirby menegaskan bahwa AS tidak menginginkan konflik lebih lanjut di wilayah tersebut dan berharap agar Houthi menghentikan serangan mereka.
Operation Prosperity Guardian, sebuah koalisi maritim multinasional yang diluncurkan oleh AS pada November, bertujuan meningkatkan keamanan di jalur pelayaran global penting.
Meskipun AS telah mengerahkan kapal perang ke Laut Merah, Presiden Joe Biden telah memilih untuk tidak menyerang kelompok Houthi di Yaman.
Dalam menjelaskan sikap AS terhadap ancaman, Kirby menegaskan bahwa mereka akan melindungi kepentingan keamanan nasional di kawasan tersebut dan bersedia bertindak untuk membela diri di masa depan.
Ultimatum ini menjadi bagian dari respons AS terhadap serangan terbaru terhadap kapal Maersk Hangzhou oleh empat perahu kecil milik Houthi pada Sabtu (30/12), yang diikuti oleh tindakan tegas dari helikopter Angkatan Laut AS.
Dengan keputusan ini, AS memberikan peringatan tegas kepada Houthi, bahwa kelanjutan serangan mereka dapat mengakibatkan konsekuensi yang lebih serius di masa depan. (*)