Notification

×

Iklan

Arab Saudi Ultimatum Keras Israel, Hentikan Agresi di Gaza atau Lupakan Normalisasi

Sabtu, 20 Januari 2024 | 11:52 WIB Last Updated 2024-01-20T04:52:07Z

Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, Putri Reema binti Bandar al-Saud.

RAKYATTERKINI.COM - Arab Saudi memberikan peringatan keras kepada Israel untuk segera menghentikan tindakan agresi di Jalur Gaza, Palestina. 

Pemerintah Saudi menegaskan upaya normalisasi hubungan dengan Israel tidak akan pernah terwujud selama Israel masih terus melancarkan serangan di wilayah Palestina.

Putri Reema binti Bandar al-Saud, Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, menekankan pembicaraan mengenai normalisasi tidak akan dilanjutkan jika Israel terus melancarkan serangan di Gaza. 

Dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Putri Reema menyatakan Saudi memprioritaskan perdamaian dan kemakmuran, bukan normalisasi dengan Israel.

"Saudi telah dengan jelas menyatakan bahwa jika kekerasan dan pembunuhan terus berlanjut, pembicaraan tentang normalisasi tidak dapat dijalankan. Fokus utama Saudi adalah perdamaian dan kemakmuran," ujar Putri Reema seperti dilansir oleh AFP pada Kamis (18/1/2024).

Ini merupakan ultimatum terbaru dari Arab Saudi, setelah sebelumnya meminta Israel berkomitmen terhadap pembentukan negara Palestina sebagai bagian dari rencana rekonsiliasi dan rekonstruksi Gaza pasca-perang. 

Meskipun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berupaya membujuk negara-negara di Timur Tengah untuk mendukung rencana tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak wacana tersebut, menyatakan bahwa Israel tidak siap untuk membuat kesepakatan yang memungkinkan terbentuknya negara Palestina.

Meskipun Saudi dan Israel sebelumnya mencapai tahap signifikan menuju normalisasi hubungan, rencana rujuk tersebut dibatalkan oleh Saudi sebagai respons terhadap agresi Israel di Gaza. 

Arab Saudi belum mengakui Israel dan tidak ikut dalam Abraham Accords 2020, perjanjian yang dimediasi oleh AS antara Israel dan beberapa negara Arab serta mayoritas Muslim untuk memulihkan hubungan diplomatik. (*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update